Assalamu’alaikum
wr.wb. sudah sekian lama tidak mengupdate postingan di blog yang telah tercipta
sekitar 3 tahun yang lalu ini, rasanya kangen gitu hehe, maklumlah kegiatan ketika di penghujung kelas XII banyak
sekali waktu buat belajar persiapan ujian nasional dan masuk perguruan tinggi
negeri, meskipun kegiatan ekstrakurikuler sudah ditinggalkan tetep aja nggak
cukup buat belajar (iyalah, lawong
belajarnya kalo ada greget aja! haha). Ini rencana mau nulis kegiatan tour
mbolang ke kota Jakarta sendiri dengan 2 orang teman, pokoknya isinya aduhai menariknya ada suasana senang, sedih,
greget, mangkel, lucu, kagum dan lainnya dah…
Sekitar setahun yang lalu ketika
liburan kenaikan kelas XII, aku dan 2 temanku (panggil aja Nyai dan Etik – btw,
cowok semua) punya rencana mbolang ke Jakarta buat nonton BCA Indonesia Open
2015 Superseries Premiere yang dulunya sih DJARUM Indonesia Open Superseries
Premiere (secara kita bertelu kan BL – Badminton Lover’s), rencananya pas lagi
liburan kelulusan gitu. Terutama Aku dan Nyai yang sangat ngebet banget buat pergi
mbolang (kalau touring terlalu wow) ke Jakartanya, kalau si Etik mah biasa
biasa aja, iya iya aja.
Waktu terus berlalu, tak terasa kelas
di SMA mau usai, ketika kelas XII, aku, Nyai, dan Etik jarang berkomunikasi
(maklum semuanya beda SMA/K, jadi jarang berhubungan, karena ada kesibukan
masing-masing) terutama si Etik yang menurut aku orangnya sok sibuk banget, entah emang beneran sibuk atau nggak, ya gue gatau, pokoknya dia kalau diajak maen mesti
nggak bisa (menyebalkan sekali) haha, tapi aku tetep optimis rencana
setahun yang lalu pasti berjalan. Setelah melakukan ujian nasional, aku dan
nyai pun banyak berunding menata kesiapan mbolangnya. Sudah membuat rundown, nentuin penginapan, tempat
duduk kereta, tanggal keberangkatan dan pulang, dan lainnya.
Lebih dari sebulan sebelum
keberangkatan, kabar duka datang dari Etik, Papanya meninggal dunia. Aku, Nyai,
Cike, Ine, dkk sangat sedih mendengar kabar duka itu, aku juga bingung, gimana
nih rencana ke Jakartanya, bisa-bisa gagal, soalnya aku juga nggak bisa maksa
ke Etik kalau dia nggak bisa ikut karena emang dia tinggal sendiri di Surabaya
bersama tante dan neneknya. Tapi aku tetep persuasif
pada Etik supaya dia tetap mau ikut. Tepat sebulan sebelum keberangkatan
tepatnya di tanggal 30 April 2015, Aku dan Nyai memesan tiket Kereta Kertajaya
paling murah jurusan Pasar Turi (Surabaya) – Pasar Senen (Jakarta) harga tiket
pulang pergi Rp180.000,00. (maklum ini
mbolang bukan wisata touring, uangnya di huemat hehe). Alhamdulillah, setelah mengantre hampir satu jam di Stasiun
Sepanjang, aku telah dapat tiketnya untuk 3 orang (Aku, Nyai dan Etik) untuk
berangkat tanggal 30 Mei 2015 dan pulang tanggal 3 Juni 2015.
` Sebelum keberangkatan tepatnya di
tanggal 9 Mei 2015 adalah hari yang sangat mendebarkan bagi semua pejuang
SNMPTN (Jalur Undangan Masuk Perguruan Tinggi Negeri) pada tanggal itulah
pengumuman SNMPTN. tepat pukul 17.00 sudah keluar hasil SNMPTNnya, alhasil, alhamdulillah, aku belum beruntung, TIDAK
LOLOS SNMPTN!, aku shock! aku sedih, aku galau, aku harus ikut SBMPTN yang
kuotanya lebih sedikit dan harus belajar lagi agar mudah mengerjakan soal
SBMPTNnya. Tes SBMPTN dilaksanakan tanggal 9 Juni 2015, Satu bulan lagi waktu
yang kumiliki, dan tesnya tepat 5 hari setelah aku pulang dari Jakarta.
Bingungnya minta ampun :’)
Tapi untungnya si Nyai lolos SNMPTN
dewanya masuk Fakultas Kedokteran Unair juga, gila tuh anak, bagaikan ketiban
rezeki berlipat-lipat. Yah itulah rahasia illahi, itu memang rezekinya,
sedangkan rezeki saya masih disimpan oleh Allah swt. ketika itu. Sedangkan si
Etik memang dia tidak ikut SNMPTN karena ia memang tidak punya rencana buat kuliah,
pengennya kerja dulu (maklum anak SMK, harusnya ya gini, hehe). Meskipun aku
sudah mempersiapkan diri menghadapi SBMPTN jauh-jauh hari, tapi tetep aja aku
ngerasa down, depresi kecil, sedih mendalam, sakitnya tuh disini (nunjuk kepala) hampir seminggu setelah
pengumuman, karena aku sangat optimistis bisa masuk SNMPTN :’( (pembelajaran buat
semuanya, jangan terlalu over convident, dan terlalu berharap, iya kalau
harapan itu terwujud, kalau tidak? jatuhnya malah buat kita makin down dan
rasanya sakitnya tuh kayak jatuh dari langit ketujuh!), minggu berikutnya aku
sudah sadar bahwa emang ini rencana Allah yang terbaik, aku tidak bisa menolak,
aku harus menerima dengan lapang dada, aku yakin Allah mempercayaiku aku mampu
berjuang di SBMPTN!
Harap-harap cemas rasanya, aku
bingung, rencana ke Jakarta ini jadi apa
tidak ya? aku nggak boleh egois, kalau aku nggak jadi pasti semuanya juga
tidak jadi, soalnya kita rencana menginap dirumah adiknya ibuku di Tangerang. Bismillah, Jadi! aku memutuskan untuk belajar
lebih giat diawal minggu itu, soalnya aku pasti 5 hari dibuat ke Jakarta dan
itu nggak efektif buat belajar
(menurutku). Fokus dan fokus dulu buat SBMPTN selama 2 minggu itu, diselingi
dengan main bulutangkis di KSC (kebraon sport center) biasalah olahraga favorit
haha.. tidak terasa waktu telah
menghantuiku, pengen rasanya cepat-cepat ndang berangkat ke Jakarta dilain sisi
pengen juga rasanya masih lama buat SBMPTNnya hehe…
Ada kabar mencla-mencle (tak tentu, gajelas gitu) dari si Etik, dia ngomong
nggak bisa ikut ke Jakarta, itupun pas H-1 minggu! bingungnya bukan kepala, “pokoknya harus bertiga, gua gak mau kalau
berdua aja, kagak seru ah” yakinku, aku dan nyai mencoba mengajak
teman-teman lainnya, mulai dari si Zola, dia sih mau-mau aja, tapi dianya juga
masih plin-plan alesan nggak ada uang lah (nggak
ada uang karena habis jalan-jalan dari mana-mana soalnya :v) aku piker enak
juga kalau ngajak Zola (temanku SMA), soalnya dia kan dewanya matematika, aku
bisa tuh minta ajarin, tapi apadaya dianya masih nggantung banget. Tidak patah
semangat aku mencoba ngajak Ronggo (temanku SD), dia pun tidak bisa karena
emang tidak ada uang kalau dadakan gini (maklum H-1 minggu) dianya juga nggak
pernah nabung juga -_-, mencoba dan mencoba lagi mulai dari si X, Y, Z (teman
SMAnya si Nyai) tidak bisa semua, dengan alas an macam-macam, ada yang masih
fokus SBMPTN, ada yang nggak ada duit, ada yang nggak diizinin orang tuanya,
hmm… makin bingung dah sudah H-4 belum ada pengganti Etik, Etik dikonfirmasi
lagi, ternyata dia benar-benar tidak bisa ikut, karena memang dia barusan
diterima kerja dan nggak mungkin untuk izin, apalagi 4 hari! yah eman banget,
aku tetap semangat cari penggantinya.
Mencoba untuk mengajak temen cewek
(Cike dan Ine – temen SMPku and nyong), feelingku bilang nggak mungkin boleh
sama orang tuanya, ternyata bener mereka semua nggak dibolehin sama emaknya,
yah maklumlah cewek masa ya boleh mbolang ke kota besar yang berbahaya! the
last choice, he is Ucup (temen main rumahku dulu) alhasil dengan diwejangi
beberapa omelan omelan nggak berguna, akhirnya aku gak isok melu, ngecebret
dowone, alasane sak ambrek, kesimpulane raiso, podo wae! -_- (mulai panik nih), tetap menenangkan diri
dan berpikir positif, hmmm.. hampir sudah ngepok ni otak pusing, susah nget
cari pengganti ya, yaiyalah karena mepet H-7, kalau H-sebulan mungkin banyak
yang bisa.
Akhirnya
si Nyai punya ide buat ngajak si Gendon dan diapun langsung jawab “Iyo,
isok-isok” (apalagi kan tiket gratis),
aku juga kaget soalnya dari awal malah Etik yang pengen ngajak Gendon berempat
mbolangnya, karena aku juga sungkan sama omku kalo kebanyakan anak, akhirnya
Gendon nggak jadi ikut dengan alasan fokus SBMPTN, tapi aku masih bingung juga,
padahal SBMPTN belum berlangsung, kok dia
mau ya? eh, ternyata dia sudah ketrima di Universitas Pelita Harapan di
Tangerang, yang sangat kebetulan deket dengan rumah omku di Perumnas Karawaci
Jl. Pisang Raya, Gg. Dukuh II, Tangerang. Makanya dia langsung semangat, haha, Alhamdulillah akhirnya jadi bertiga,
meskipun bukan sama Etik.
Setelah menemukan pengganti si Etik,
yaitu Gendon. Kita bertiga berunding kembali mengenai tujuan kemana saja yang
akan dituju ketika disana nanti, dengan persiapan yang super mepet (H-2 bung),
terutama dalam hal pembuatan kartu pelajar &@l$u (maklum kan ketika memesan
tiket kereta atas nama si Eti, bukan si Gendon) kita berencana membuat itu,
dengan foto si Gendon tapi namanya si Etik, haha (jangan dicontoh eaaa :v), aku
juga harap-harap cemas apa bisa buat gituan cuman 2 hari? -_-.
Pada Kamis, 28 Mei 2015 setelah
diajaknya si Gendon, kita bertiga mbahas mbolangnya, sama pembuatan itunya di
rumah kakekku di karang pilang, dengan perdebatan, perbedaan pendapat, dan
rembukan sehingga mencapai mufakat (endel) selama lebih kurang 2 jam ngerocos,
akhirnya disepakati membuat itunya besok (H-1), ketika sudah nyampe rumah
masing-masing, si Nyai malah “He ayo maen bultang nang ksc mene mari jumatan!”,
batinku edan arek iki H-1 malah ndolek pegel -_-, tapi dengan hobiku itu,
selalu saja aku mengiyakan, hehehehe..
Tertanggal Jumat, 29 Mei 2015, hari
yang cukup melelahkan buatku, padahal H-1, harusnya leyeh-leyeh, tapi malah
banyak kegiatan itu karena memang persiapan kita masih banyak yang belum
rampung. Dihari itu juga adalah hari terakhir pendaftaran SIMAK UI, sebagai
siswa gagal di SNMPTN, pastinya cari-cari alternatif buat daftar di PTN lewat
beberapa jalur, rencana aku selain mengikuti SBMPTN aku juga daftar STIS, PENS,
SIMAK UI, ATKP, STAN dan Vokasi Unair. Nah, pada tanggal itu adalah pendaftaran
terakhir (sebelum diperpanjang tanggal 1 Juni) untuk SIMAK UI, Semalam aku
sudah daftar, dan dihari itu aku membawa tas isinya laptop dan juga tas isinya
alat main bultang (betapa ribetnya) dan pukul 9 pagi langsung cus ke Teller Bank
buat bayar itu (tasnya dititipin ke rumah kakek lho ya, bukan dibawa ke Teller
Banknya :v), perasaan cemas juga datang (pengalaman daftar STIS H-1 pendaftaran
Banknya eror), Alhamdulillah lancar-lancar saja, tidak ada keerorannya, setelah
itu cepat cepatlah download kartu pesertanya dan dengan sigap langsung cus lagi
ke warnet (buat ngeprint kartu pesertanya), karena hari itu juga adalah hari
terakhir pencetakan kartu pendaftaran, tak lama akhirnya rampung tidak ada
halangan apapun. (The Power of Kevevet)
Waktu sholat jumat hampir tiba, ketika
aku di halaman rumah kakek menikmati semilir angin yang menyejukkan, tiba-tiba
si MakMi, tetangga belakang rumah memanggil dan menyuruhku makan (Alhamdulillah
dapat makan gratis, haha), kebetulan banget mau olahraga dikasih makanan haha,
beruntungnya saya banyak orang disekitarku yang baik dan peduli, huhu… Setelah
kenyang dapat makan gratis, aku kembali ke rumah kakek, eh ternyata pintunya
sudah terkunci (orang didalam sudah berangkat sholat jumat), aku kebingungan,
maunya didalam buang air, eh taktaunya
sudah kekunci (nasib ra bejo). Langsung aja dah, aku cus masjid buat sholat
jumat dan buang air dulu tentunya haha, untung saja tidak ketinggalan khutbah
jumatnya.
Setelah usai sholat jumat, waktu
menunjukkan pukul 12.35, aku langsung saja kembali kerumah kakek langsung ambil
tas bultang dan menuju ke ksc, setibanya di ksc ternyata si Nyai belum datang
hanya ada aku, gendon dan 2 orang yang aku belum kenal (my feeling bilang iku
temene Nyai), tak lama kemudian Nyai datang dan benar 2 orang itu teman SMAnya
Nyai. Selama 2 jam (jam 1-3) kita main lah layaknya sparring, hm yang edan si
duo temannya Nyai nggak kalah sama sekali, ya memang aku akui permainan mereka
berdua udah lumayan klop, kalo segi teknik sih biasa aja haha.. Dan hari itu
permainanku juga eroriyah begitu juga Nyai, tidak dalam top performance. Dalam
pertandingan terakhir, usai si Nyai sudah menggos-menggos, aku bersama Gendon
lawan si duo itu, di set pertama kalah 21-15, si Gendon itu enak di defence,
dan lumayan ulet, teknik sama serangan masih belum mematikan. Di set ke dua si
duo itu memimpin peroleh skor terus sampai match point 20-15, dengan perlahan penerimaan
serviseku dari si duo gagal dua kali skor menjadi 20-17, tak patah semangat
satu demi satu point kuraih sampai 20-19, eh tetapi karena emang hari itu nggak
bejo dan eroriyah menghampiriku, defence ku terlalu melebar, sehingga kita
kalah (lagi) 21-15 21-19, hmm set dua nyeseknya tuh disini :’3. Gila aja dari 5
match yang aku mainkan semuanya straight set dan itu lose-_-.
Yah aku sangat kecewa, parah nget
nggak bisa menang 1 setpun haha, tapi nggapapalah namanya juga permainan (belum beruntung), Setelah lelah main
bultang, aku, Nyai dan Gendon menyempatkan diri buat mengisi tenaga lagi (alias
makan), kita makan di Bakso Kotak di Gunungsari (lumayan deketlah sama ksc),
tapi tidak hanya bakso kotak saja, ada bakso bakar, mi ayam (hmm.. malah
promosi) ya pokoknya disitu. Setelah itu, disekitar sana ada penjual oleh-oleh
kaos khas Surabaya yaitu Cak-Cuk,
haha judulnya aja sudah bergejolak,
aku mau belikan buat omku di Tangerang nanti. Lama melihat lihat dan memilih
kaosnya, maklum bingung banget, milih yang sopan dikit, karena hampir semua
kaosnya isinya frontal banget, mulai dari kata-kata yang edan, berhubungan
dengan prostitusi terbesar di Asia Tenggara (red: de-o-el-el-way) yang kini
sudah ditutup haha. Kata-kata yang menarik perhatian si Nyai itu adalah “Mak’e
kancutan seng..” haha ngakak, kata-kata kurang ajar banget tu, gila aja
kalo kaos itu dipake dan dibaca sama anak TK yang baru belajar membaca. Setelah
hampir sejam (padahal juga cuma beli sebiji), akhirnya menemukan yang cocok,
dengan gambar yang bagus dan kata-katanya juga masih sopan.
Usai membeli sebiji kaos, haha, waktu udah mau petang sekitar jam
5 sore rencana mau buat kartu pelajar, bergegas menuju tkp (warnet di daerah
ketintang, yang katanya langganannya si Nyai), disitu paknya jenius sekali
kalau masalah buat gituan (edit-edit gitu), sesampainya disana hmm… lumayan
ramai, dan kita tanya “Pak, bisa edit kartu pelajar?”, paknya jawab “Iyo isok
le, tapi mene dadine”. Lambene bermanuver paknya, besok berangkate -_- (tambah
bingung kitanya) yaudah, satu-satunya jalan ya harus edit sendiri :3. Secara
langsung si Nyai menyuruhku buat ngedit, yah aku sih bisa tapi nggak pro, takut
ketahuan kalo itu abal-abal haha…
Kita akhirnya cuma minta scan aja pak,
untung saja si Gendon bawa flashdisk, setelah nyecan, “Berapa pak” tanya
gendong, “dua ribu” jawab bapaknya dengan nada pelan (lumayan nggremeng), Aku
tanya ke Nyai “Ha? piro Nyai?” Nyai jawab “lima ngewu”, batinku gila aja scan
doang goceng, biasanya kan sekali scan serebu. Aku ngeluarin uang dua ribu, mau
ditambahin Gideon tiga ribu, ternyata yang diterima paknya dua ribu, si Gendon
juga bingung mau nambahin, tapi paknya nggak ngomong kurang, “Lho, piro seh? rong
ewu ta?”, “iyo koyoke” jawabku. Paknya juga cuek bebek sok sibuk (emang sibuk
seh) ngedit-ngedit undangan gitu… yaudahlah kita langsung pergi, sambil
kebingungan memikirkan apa yang dikatakan paknya tadi itu berapa, haha..
Rasa haus menghantui kita bertiga,
kita memutuskan mampir ke Indom*rt terdekat buat beli minuman pereda
dahaga. Hari sudah mulai gelap, jam menunjukkan pukul setengah 6 petang, adzan
maghribpun menggema. Setelah adzan maghrib,
kami berdebat, si Nyai mau kerumah Cike mau bayar hutang hehe, lah aku nggak
mau kalau ngedit sendiri dirumah, si Gendon malah kebelet pup -_-, Akhirnya
kami memutuskan semua ikut kerumah cike, si Nyai bisa bayar hutang, aku bisa
ngedit, dan si Gendon bisa beol juga haha.. Tapi pup Gendon hampir tak
tertahankan. “haduh gak kuat iki, piye?” gelisah Gendon, “Yowes-yowes, mampir
nang Pom bensin ae.” Jawab Nyai, “hala, pup o nang njero kunu ae lho (nunjuk indom*rt),
izin kasire, mbak mau ke toilet. haha” clutakku.
Dengan diempet-empet sampai mukanya Gendon
yang hitam like Leila Lopes bermimikri menjadi merah, haha, akhirnya kita
menuju ke rumah si Cike, jikalau melewati pom bensin mampir dulu buat buang
hajat si Gendon, eh nyatanya pom bensin tidak di lewati, hanya melewati pom
bensin sekali itupun kanan jalan, haha nasib-nasib. Tapi ajaibnya, dalam
perjalanan si Gendon rasa pupnya perlahan hilang, hehe mungkin karena kena
tekanan sadelnya lebih besar daripada gravitasi bumi haha, belum lagi tekanan
sepeda terhadap jalan (dalan gronjalan). Sesampainya di rumah cike, si Nyai
langsung bayar hutang, Gendon gajadi beol, aku langsung pinjam lapsop si cike
buat edit tu kartu pelajar. Eh malah si Nyai ngecebret, “Eh Cik, aku mandi yo,
ambuku gak enak e” (maklum habis bultang dia lom ganti baju. haha), kalau aku
mah habis main bultang langsung ganti baju, hehe..
Sambil aku ngedit, si Cike, Gendon,
dan Nyai berngerumpi ria, batinku nggak ngekei saran opo kek, malah ngrumpi
dewe, mbok ya diewangi. haha, mereka semua sudah pasrahkan ke aku masalah
itunya. sekitar 20 menit aku sudah rampung ngeditnya, meski hasilnya cukup mengkhawatirkan
ngepeki, haha.. Tapi ya gimana lagi mepet, dan harus sudah siap untuk besok. Oh
iya, sebelum aku ngedit, si flashdisk Gendon lumayan menjengkelkan,
berulangkali gagal (tidak terdeteksi sama laptopnya Cike), tapi untungnya bisa.
Tidak hanya itu, Laptop si Cike juga mati ketika aku ngedit, hmm… sabar.
B e r s a m b u n g . . . .
[ Update: 11:26 | 21/6/2015 ]
No comments:
Post a Comment