Cool Blue Outer Glow Pointer
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, 16 June 2015

Goes to Jakarta (versi irit)


          Assalamu’alaikum wr.wb. sudah sekian lama tidak mengupdate postingan di blog yang telah tercipta sekitar 3 tahun yang lalu ini, rasanya kangen gitu hehe, maklumlah kegiatan ketika di penghujung kelas XII banyak sekali waktu buat belajar persiapan ujian nasional dan masuk perguruan tinggi negeri, meskipun kegiatan ekstrakurikuler sudah ditinggalkan tetep aja nggak cukup buat belajar (iyalah, lawong belajarnya kalo ada greget aja! haha). Ini rencana mau nulis kegiatan tour mbolang ke kota Jakarta sendiri dengan 2 orang teman, pokoknya isinya aduhai menariknya ada suasana senang, sedih, greget, mangkel, lucu, kagum dan lainnya dah

          Sekitar setahun yang lalu ketika liburan kenaikan kelas XII, aku dan 2 temanku (panggil aja Nyai dan Etik – btw, cowok semua) punya rencana mbolang ke Jakarta buat nonton BCA Indonesia Open 2015 Superseries Premiere yang dulunya sih DJARUM Indonesia Open Superseries Premiere (secara kita bertelu kan BL – Badminton Lover’s), rencananya pas lagi liburan kelulusan gitu. Terutama Aku dan Nyai yang sangat ngebet banget buat pergi mbolang (kalau touring terlalu wow) ke Jakartanya, kalau si Etik mah biasa biasa aja, iya iya aja.

          Waktu terus berlalu, tak terasa kelas di SMA mau usai, ketika kelas XII, aku, Nyai, dan Etik jarang berkomunikasi (maklum semuanya beda SMA/K, jadi jarang berhubungan, karena ada kesibukan masing-masing) terutama si Etik yang menurut aku orangnya sok sibuk banget, entah emang beneran sibuk atau nggak, ya gue gatau, pokoknya dia kalau diajak maen mesti nggak bisa (menyebalkan sekali) haha, tapi aku tetep optimis rencana setahun yang lalu pasti berjalan. Setelah melakukan ujian nasional, aku dan nyai pun banyak berunding menata kesiapan mbolangnya. Sudah membuat rundown, nentuin penginapan, tempat duduk kereta, tanggal keberangkatan dan pulang, dan lainnya.

          Lebih dari sebulan sebelum keberangkatan, kabar duka datang dari Etik, Papanya meninggal dunia. Aku, Nyai, Cike, Ine, dkk sangat sedih mendengar kabar duka itu, aku juga bingung, gimana nih rencana ke Jakartanya, bisa-bisa gagal, soalnya aku juga nggak bisa maksa ke Etik kalau dia nggak bisa ikut karena emang dia tinggal sendiri di Surabaya bersama tante dan neneknya. Tapi aku tetep persuasif pada Etik supaya dia tetap mau ikut. Tepat sebulan sebelum keberangkatan tepatnya di tanggal 30 April 2015, Aku dan Nyai memesan tiket Kereta Kertajaya paling murah jurusan Pasar Turi (Surabaya) – Pasar Senen (Jakarta) harga tiket pulang pergi Rp180.000,00. (maklum ini mbolang bukan wisata touring, uangnya di huemat hehe). Alhamdulillah, setelah mengantre hampir satu jam di Stasiun Sepanjang, aku telah dapat tiketnya untuk 3 orang (Aku, Nyai dan Etik) untuk berangkat tanggal 30 Mei 2015 dan pulang tanggal 3 Juni 2015.

`         Sebelum keberangkatan tepatnya di tanggal 9 Mei 2015 adalah hari yang sangat mendebarkan bagi semua pejuang SNMPTN (Jalur Undangan Masuk Perguruan Tinggi Negeri) pada tanggal itulah pengumuman SNMPTN. tepat pukul 17.00 sudah keluar hasil SNMPTNnya, alhasil, alhamdulillah, aku belum beruntung, TIDAK LOLOS SNMPTN!, aku shock! aku sedih, aku galau, aku harus ikut SBMPTN yang kuotanya lebih sedikit dan harus belajar lagi agar mudah mengerjakan soal SBMPTNnya. Tes SBMPTN dilaksanakan tanggal 9 Juni 2015, Satu bulan lagi waktu yang kumiliki, dan tesnya tepat 5 hari setelah aku pulang dari Jakarta. Bingungnya minta ampun :’)

          Tapi untungnya si Nyai lolos SNMPTN dewanya masuk Fakultas Kedokteran Unair juga, gila tuh anak, bagaikan ketiban rezeki berlipat-lipat. Yah itulah rahasia illahi, itu memang rezekinya, sedangkan rezeki saya masih disimpan oleh Allah swt. ketika itu. Sedangkan si Etik memang dia tidak ikut SNMPTN karena ia memang tidak punya rencana buat kuliah, pengennya kerja dulu (maklum anak SMK, harusnya ya gini, hehe). Meskipun aku sudah mempersiapkan diri menghadapi SBMPTN jauh-jauh hari, tapi tetep aja aku ngerasa down, depresi kecil, sedih mendalam, sakitnya tuh disini (nunjuk kepala) hampir seminggu setelah pengumuman, karena aku sangat optimistis bisa masuk SNMPTN :’( (pembelajaran buat semuanya, jangan terlalu over convident, dan terlalu berharap, iya kalau harapan itu terwujud, kalau tidak? jatuhnya malah buat kita makin down dan rasanya sakitnya tuh kayak jatuh dari langit ketujuh!), minggu berikutnya aku sudah sadar bahwa emang ini rencana Allah yang terbaik, aku tidak bisa menolak, aku harus menerima dengan lapang dada, aku yakin Allah mempercayaiku aku mampu berjuang di SBMPTN!

          Harap-harap cemas rasanya, aku bingung, rencana ke Jakarta ini jadi apa tidak ya? aku nggak boleh egois, kalau aku nggak jadi pasti semuanya juga tidak jadi, soalnya kita rencana menginap dirumah adiknya ibuku di Tangerang. Bismillah, Jadi! aku memutuskan untuk belajar lebih giat diawal minggu itu, soalnya aku pasti 5 hari dibuat ke Jakarta dan itu nggak efektif buat belajar (menurutku). Fokus dan fokus dulu buat SBMPTN selama 2 minggu itu, diselingi dengan main bulutangkis di KSC (kebraon sport center) biasalah olahraga favorit haha.. tidak terasa waktu telah menghantuiku, pengen rasanya cepat-cepat ndang berangkat ke Jakarta dilain sisi pengen juga rasanya masih lama buat SBMPTNnya hehe…

          Ada kabar mencla-mencle (tak tentu, gajelas gitu) dari si Etik, dia ngomong nggak bisa ikut ke Jakarta, itupun pas H-1 minggu! bingungnya bukan kepala, “pokoknya harus bertiga, gua gak mau kalau berdua aja, kagak seru ah” yakinku, aku dan nyai mencoba mengajak teman-teman lainnya, mulai dari si Zola, dia sih mau-mau aja, tapi dianya juga masih plin-plan alesan nggak ada uang lah (nggak ada uang karena habis jalan-jalan dari mana-mana soalnya :v) aku piker enak juga kalau ngajak Zola (temanku SMA), soalnya dia kan dewanya matematika, aku bisa tuh minta ajarin, tapi apadaya dianya masih nggantung banget. Tidak patah semangat aku mencoba ngajak Ronggo (temanku SD), dia pun tidak bisa karena emang tidak ada uang kalau dadakan gini (maklum H-1 minggu) dianya juga nggak pernah nabung juga -_-, mencoba dan mencoba lagi mulai dari si X, Y, Z (teman SMAnya si Nyai) tidak bisa semua, dengan alas an macam-macam, ada yang masih fokus SBMPTN, ada yang nggak ada duit, ada yang nggak diizinin orang tuanya, hmm… makin bingung dah sudah H-4 belum ada pengganti Etik, Etik dikonfirmasi lagi, ternyata dia benar-benar tidak bisa ikut, karena memang dia barusan diterima kerja dan nggak mungkin untuk izin, apalagi 4 hari! yah eman banget, aku tetap semangat cari penggantinya.

          Mencoba untuk mengajak temen cewek (Cike dan Ine – temen SMPku and nyong), feelingku bilang nggak mungkin boleh sama orang tuanya, ternyata bener mereka semua nggak dibolehin sama emaknya, yah maklumlah cewek masa ya boleh mbolang ke kota besar yang berbahaya! the last choice, he is Ucup (temen main rumahku dulu) alhasil dengan diwejangi beberapa omelan omelan nggak berguna, akhirnya aku gak isok melu, ngecebret dowone, alasane sak ambrek, kesimpulane raiso, podo wae! -_- (mulai panik nih), tetap menenangkan diri dan berpikir positif, hmmm.. hampir sudah ngepok ni otak pusing, susah nget cari pengganti ya, yaiyalah karena mepet H-7, kalau H-sebulan mungkin banyak yang bisa.

          Akhirnya si Nyai punya ide buat ngajak si Gendon dan diapun langsung jawab “Iyo, isok-isok” (apalagi kan tiket gratis), aku juga kaget soalnya dari awal malah Etik yang pengen ngajak Gendon berempat mbolangnya, karena aku juga sungkan sama omku kalo kebanyakan anak, akhirnya Gendon nggak jadi ikut dengan alasan fokus SBMPTN, tapi aku masih bingung juga, padahal SBMPTN belum berlangsung, kok dia mau ya? eh, ternyata dia sudah ketrima di Universitas Pelita Harapan di Tangerang, yang sangat kebetulan deket dengan rumah omku di Perumnas Karawaci Jl. Pisang Raya, Gg. Dukuh II, Tangerang. Makanya dia langsung semangat, haha, Alhamdulillah akhirnya jadi bertiga, meskipun bukan sama Etik.

          Setelah menemukan pengganti si Etik, yaitu Gendon. Kita bertiga berunding kembali mengenai tujuan kemana saja yang akan dituju ketika disana nanti, dengan persiapan yang super mepet (H-2 bung), terutama dalam hal pembuatan kartu pelajar &@l$u (maklum kan ketika memesan tiket kereta atas nama si Eti, bukan si Gendon) kita berencana membuat itu, dengan foto si Gendon tapi namanya si Etik, haha (jangan dicontoh eaaa :v), aku juga harap-harap cemas apa bisa buat gituan cuman 2 hari? -_-.

          Pada Kamis, 28 Mei 2015 setelah diajaknya si Gendon, kita bertiga mbahas mbolangnya, sama pembuatan itunya di rumah kakekku di karang pilang, dengan perdebatan, perbedaan pendapat, dan rembukan sehingga mencapai mufakat (endel) selama lebih kurang 2 jam ngerocos, akhirnya disepakati membuat itunya besok (H-1), ketika sudah nyampe rumah masing-masing, si Nyai malah “He ayo maen bultang nang ksc mene mari jumatan!”, batinku edan arek iki H-1 malah ndolek pegel -_-, tapi dengan hobiku itu, selalu saja aku mengiyakan, hehehehe..

          Tertanggal Jumat, 29 Mei 2015, hari yang cukup melelahkan buatku, padahal H-1, harusnya leyeh-leyeh, tapi malah banyak kegiatan itu karena memang persiapan kita masih banyak yang belum rampung. Dihari itu juga adalah hari terakhir pendaftaran SIMAK UI, sebagai siswa gagal di SNMPTN, pastinya cari-cari alternatif buat daftar di PTN lewat beberapa jalur, rencana aku selain mengikuti SBMPTN aku juga daftar STIS, PENS, SIMAK UI, ATKP, STAN dan Vokasi Unair. Nah, pada tanggal itu adalah pendaftaran terakhir (sebelum diperpanjang tanggal 1 Juni) untuk SIMAK UI, Semalam aku sudah daftar, dan dihari itu aku membawa tas isinya laptop dan juga tas isinya alat main bultang (betapa ribetnya) dan pukul 9 pagi langsung cus ke Teller Bank buat bayar itu (tasnya dititipin ke rumah kakek lho ya, bukan dibawa ke Teller Banknya :v), perasaan cemas juga datang (pengalaman daftar STIS H-1 pendaftaran Banknya eror), Alhamdulillah lancar-lancar saja, tidak ada keerorannya, setelah itu cepat cepatlah download kartu pesertanya dan dengan sigap langsung cus lagi ke warnet (buat ngeprint kartu pesertanya), karena hari itu juga adalah hari terakhir pencetakan kartu pendaftaran, tak lama akhirnya rampung tidak ada halangan apapun. (The Power of Kevevet)

          Waktu sholat jumat hampir tiba, ketika aku di halaman rumah kakek menikmati semilir angin yang menyejukkan, tiba-tiba si MakMi, tetangga belakang rumah memanggil dan menyuruhku makan (Alhamdulillah dapat makan gratis, haha), kebetulan banget mau olahraga dikasih makanan haha, beruntungnya saya banyak orang disekitarku yang baik dan peduli, huhu… Setelah kenyang dapat makan gratis, aku kembali ke rumah kakek, eh ternyata pintunya sudah terkunci (orang didalam sudah berangkat sholat jumat), aku kebingungan, maunya didalam  buang air, eh taktaunya sudah kekunci (nasib ra bejo). Langsung aja dah, aku cus masjid buat sholat jumat dan buang air dulu tentunya haha, untung saja tidak ketinggalan khutbah jumatnya.

          Setelah usai sholat jumat, waktu menunjukkan pukul 12.35, aku langsung saja kembali kerumah kakek langsung ambil tas bultang dan menuju ke ksc, setibanya di ksc ternyata si Nyai belum datang hanya ada aku, gendon dan 2 orang yang aku belum kenal (my feeling bilang iku temene Nyai), tak lama kemudian Nyai datang dan benar 2 orang itu teman SMAnya Nyai. Selama 2 jam (jam 1-3) kita main lah layaknya sparring, hm yang edan si duo temannya Nyai nggak kalah sama sekali, ya memang aku akui permainan mereka berdua udah lumayan klop, kalo segi teknik sih biasa aja haha.. Dan hari itu permainanku juga eroriyah begitu juga Nyai, tidak dalam top performance. Dalam pertandingan terakhir, usai si Nyai sudah menggos-menggos, aku bersama Gendon lawan si duo itu, di set pertama kalah 21-15, si Gendon itu enak di defence, dan lumayan ulet, teknik sama serangan masih belum mematikan. Di set ke dua si duo itu memimpin peroleh skor terus sampai match point 20-15, dengan perlahan penerimaan serviseku dari si duo gagal dua kali skor menjadi 20-17, tak patah semangat satu demi satu point kuraih sampai 20-19, eh tetapi karena emang hari itu nggak bejo dan eroriyah menghampiriku, defence ku terlalu melebar, sehingga kita kalah (lagi) 21-15 21-19, hmm set dua nyeseknya tuh disini :’3. Gila aja dari 5 match yang aku mainkan semuanya straight set dan itu lose-_-.

          Yah aku sangat kecewa, parah nget nggak bisa menang 1 setpun haha, tapi nggapapalah namanya juga permainan (belum beruntung), Setelah lelah main bultang, aku, Nyai dan Gendon menyempatkan diri buat mengisi tenaga lagi (alias makan), kita makan di Bakso Kotak di Gunungsari (lumayan deketlah sama ksc), tapi tidak hanya bakso kotak saja, ada bakso bakar, mi ayam (hmm.. malah promosi) ya pokoknya disitu. Setelah itu, disekitar sana ada penjual oleh-oleh kaos khas Surabaya yaitu Cak-Cuk, haha judulnya aja sudah bergejolak, aku mau belikan buat omku di Tangerang nanti. Lama melihat lihat dan memilih kaosnya, maklum bingung banget, milih yang sopan dikit, karena hampir semua kaosnya isinya frontal banget, mulai dari kata-kata yang edan, berhubungan dengan prostitusi terbesar di Asia Tenggara (red: de-o-el-el-way) yang kini sudah ditutup haha. Kata-kata yang menarik perhatian si Nyai itu adalah “Mak’e kancutan seng..” haha ngakak, kata-kata kurang ajar banget tu, gila aja kalo kaos itu dipake dan dibaca sama anak TK yang baru belajar membaca. Setelah hampir sejam (padahal juga cuma beli sebiji), akhirnya menemukan yang cocok, dengan gambar yang bagus dan kata-katanya juga masih sopan.

          Usai membeli sebiji kaos, haha, waktu udah mau petang sekitar jam 5 sore rencana mau buat kartu pelajar, bergegas menuju tkp (warnet di daerah ketintang, yang katanya langganannya si Nyai), disitu paknya jenius sekali kalau masalah buat gituan (edit-edit gitu), sesampainya disana hmm… lumayan ramai, dan kita tanya “Pak, bisa edit kartu pelajar?”, paknya jawab “Iyo isok le, tapi mene dadine”. Lambene bermanuver paknya, besok berangkate -_- (tambah bingung kitanya) yaudah, satu-satunya jalan ya harus edit sendiri :3. Secara langsung si Nyai menyuruhku buat ngedit, yah aku sih bisa tapi nggak pro, takut ketahuan kalo itu abal-abal haha…

          Kita akhirnya cuma minta scan aja pak, untung saja si Gendon bawa flashdisk, setelah nyecan, “Berapa pak” tanya gendong, “dua ribu” jawab bapaknya dengan nada pelan (lumayan nggremeng), Aku tanya ke Nyai “Ha? piro Nyai?” Nyai jawab “lima ngewu”, batinku gila aja scan doang goceng, biasanya kan sekali scan serebu. Aku ngeluarin uang dua ribu, mau ditambahin Gideon tiga ribu, ternyata yang diterima paknya dua ribu, si Gendon juga bingung mau nambahin, tapi paknya nggak ngomong kurang, “Lho, piro seh? rong ewu ta?”, “iyo koyoke” jawabku. Paknya juga cuek bebek sok sibuk (emang sibuk seh) ngedit-ngedit undangan gitu… yaudahlah kita langsung pergi, sambil kebingungan memikirkan apa yang dikatakan paknya tadi itu berapa, haha..

          Rasa haus menghantui kita bertiga, kita memutuskan mampir ke Indom*rt terdekat buat beli minuman pereda dahaga. Hari sudah mulai gelap, jam menunjukkan pukul setengah 6 petang, adzan maghribpun menggema. Setelah adzan  maghrib, kami berdebat, si Nyai mau kerumah Cike mau bayar hutang hehe, lah aku nggak mau kalau ngedit sendiri dirumah, si Gendon malah kebelet pup -_-, Akhirnya kami memutuskan semua ikut kerumah cike, si Nyai bisa bayar hutang, aku bisa ngedit, dan si Gendon bisa beol juga haha.. Tapi pup Gendon hampir tak tertahankan. “haduh gak kuat iki, piye?” gelisah Gendon, “Yowes-yowes, mampir nang Pom bensin ae.” Jawab Nyai, “hala, pup o nang njero kunu ae lho (nunjuk indom*rt), izin kasire, mbak mau ke toilet. haha” clutakku.

          Dengan diempet-empet sampai mukanya Gendon yang hitam like Leila Lopes bermimikri menjadi merah, haha, akhirnya kita menuju ke rumah si Cike, jikalau melewati pom bensin mampir dulu buat buang hajat si Gendon, eh nyatanya pom bensin tidak di lewati, hanya melewati pom bensin sekali itupun kanan jalan, haha nasib-nasib. Tapi ajaibnya, dalam perjalanan si Gendon rasa pupnya perlahan hilang, hehe mungkin karena kena tekanan sadelnya lebih besar daripada gravitasi bumi haha, belum lagi tekanan sepeda terhadap jalan (dalan gronjalan). Sesampainya di rumah cike, si Nyai langsung bayar hutang, Gendon gajadi beol, aku langsung pinjam lapsop si cike buat edit tu kartu pelajar. Eh malah si Nyai ngecebret, “Eh Cik, aku mandi yo, ambuku gak enak e” (maklum habis bultang dia lom ganti baju. haha), kalau aku mah habis main bultang langsung ganti baju, hehe..

          Sambil aku ngedit, si Cike, Gendon, dan Nyai berngerumpi ria, batinku nggak ngekei saran opo kek, malah ngrumpi dewe, mbok ya diewangi. haha, mereka semua sudah pasrahkan ke aku masalah itunya. sekitar 20 menit aku sudah rampung ngeditnya, meski hasilnya cukup mengkhawatirkan ngepeki, haha.. Tapi ya gimana lagi mepet, dan harus sudah siap untuk besok. Oh iya, sebelum aku ngedit, si flashdisk Gendon lumayan menjengkelkan, berulangkali gagal (tidak terdeteksi sama laptopnya Cike), tapi untungnya bisa. Tidak hanya itu, Laptop si Cike juga mati ketika aku ngedit, hmm… sabar.


B e r s a m b u n g . . . .
[ Update: 11:26 | 21/6/2015 ]



No comments:

Post a Comment