Cool Blue Outer Glow Pointer
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, 5 November 2013

Rangkuman Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya



v  Lokasi Kerajaan Sriwijaya
Di wilayah Sumatera bagian selatan, Pusat pemerintahannya kemungkinan besar di sekitar `Palembang, Sumatera, meskipun ada pendapat lain yangmenyebutkan Ligor di Semenanjung malaya sebagai pusatnya.

v  Faktor Pendorong Perkembangan Kerajaan Sriwijaya
1.     Letaknya yang strategis
2.     Kemajuan kegiatan perdagangannya.
3.     Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala) yang selama abad ke- 6 dipegang oleh kerajaan Funan.
4.     Memiliki armada laut yang kuat
5.     Melayani distribusi ke berbagai wilayah nusantara

v  Sumber Sejarah
1.     Berita Asing yaitu Berita Cina, Berita Arab, Dan Berita India
2.     Dari dalam negeri berwujud prasasti yaitu prasasti kedukan bukit, prasasti talang tuo ,prasasti kota kapur ,prasasti telaga batu, prasastikarang berahi dan prasasti ligor

v  Kehidupan Politik
Menurut sejarah kerajaan sriwijaya merupakan kerajaan yang megah dan jaya dimasa lampau. Raja raja yang pernah memerintah adalah :
1.     Dapunta Hyang Srijayanegara
2.     Dharmasetu
3.     Balaputradewa
4.     Cudamani Warmadewa
5.     Sanggrama Wijaya Tunggawarman
Kerajaan Sriwijaya ternyata menjalankan Politik Ekspansif ( perluasankekuasaan). Pada abad ke-9 Raja Balaputradewa dapat memperluas wilayah Sriwijaya. Wilayah itu meliputi Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Bangka,Belitung, Malaysia, Singapura, dan Thailand Selatan.


v  Pengaruh Budaya
Sriwijaya terkenal dengan kerajaan budha terbesar yang bermula dari pembangunan wihara di Nalanda yang di terangkan dalam prasasti Nalanda selain itu Menurut I-tsing, agama Budha semakin berkembang di Sriwijaya ketika banyak pendeta dari negeri Cina dan India berdatangan ke Sriwijaya. Namun Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India , pertama oleh budaya agama Hindu dan kemudiana diikuti pula oleh agama Buddha. Agama Buddha diperkenalkan di Sriwijaya pada tahun 425 Masehi. Sriwijaya merupakan pusat terpenting agama Buddha Mahayana.

v  Perdagangan
Di dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi pengendali jalurperdagangan antara India dan Tiongkok, yakni denganpenguasaan atas selat Malaka dan selat Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditiseperti kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, gading,emas, dan timah yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja diIndia. Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijayamembeli kesetiaan dari vassal-vassalnya di seluruh Asia Tenggara

v  Keadaan masyarakat
Karena kerajaan sriwijaya dipengaruhi oleh agama budhamaka kehidupan masyarakat sesuai dengan ajaranya selain itumasyarakat juga menjali hubungan dengan kerajaan lain. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah aliran Mahayana dengan salah satu tokohnya yang terkenal ialah Dharmakirti.

v  Kehidupan Ekonomi
Menurut catatan asing, Bumi Sriwijaya menghasilkan bumibeberapa diantaranya, yaitu cengkeh, kapulaga, pala, lada,pinang, kayu gaharu, kayu cendana, kapur barus,gading,timah, emas, perak, kayu hitam, kayu sapan, rempah-rempah dan penyu. Barang-barang tersebut dijual atau dibarter dengan kainkatu, sutera dan porselen melalui relasi dagangnya dengan Cina, India, Arab dan Madagaskar.

v  Mundurnya Kerajaan Sriwijaya
Faktor Politik Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak, karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalamdunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Pada akhir abad ke-13 M, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh faktor politik dan ekonomi.
 Kerajaan Siam memperluas kekuasaannya ke arah selatan dengan menguasai daerah-daerah diSemenanjung Malaka termasuk Tanah Genting Kra. Jatuhnya Tanah Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.

v  Sebab-sebab keruntuhan kerajaan Sriwijaya :
·    Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mulai surut sejak abad ke-11. Kemunduranitu bermula dari serangan besar – besaran yang dilancarkan Kerajaan Cola(India) di bawah pimpinan Raja Rajendra Coladewa pada tahun 1017 dantahun 1025. Perisitiwa serangan Kerajaan Cola dapat diketahui dari prasasti Tanjore ( 1030 )
·       Pada saat tahun 990 M Kerajaan Sriwijaya diserang oleh raja Dharmawangsa dari P. Jawa
·         Banyak daerah atau kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri
·        Pernah diserang oleh raja Rajendra Coladewa dari Colamandala India dua kali, yaitu tahun 1025 M dan 1030 M
·         Adanya ekspedisi Pamalayu dari kerajaan Singasari pada tahun 1275 M
·         Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
·        Serangan kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah Mada, 1477. Sehingga Sriwijaya menjadi taklukkan Majapahit Terjadinya serangan dari kerajaan Majapahit pada tahun 1477M Pada sekitar pertengahan abad ke-14, nama Sriwijaya sudah tidak pernah lagi disebut – sebut dalam sumber sejarah. Kerajaan Sriwijaya benar – benar runtuh akibat serangan Kerajaan Majapahit dari Jawa.

v  Peninggalan
Prasasti-Prasasti Sriwijaya Dengan Huruf Palawa Dan Bahasa Melayu Kuno
1.     Prasasti Kedukan Bukit : Berangka tahun 605 Śaka (=683 Masehi) Menceritakan perjalanan suci yang dilakukan oleh Dapunta Hyang dengan perahu. Berangkat dari Minãngtãmwan dengan 20.000 orang tentara. Ia menaklukkan beberapa daerah.

2.     Prasasti Talang Tuwo : (dekat Palembang)Berangka tahun 684 Masehi berisi tantang pembuatan taman Śriksetra atas perintah Dapunta Hyang Śri Jayanaşa untuk kemakmuran semua makhluk.

3.     Prasasti Kota Kapur : 13. (dari Kotakapur, Bangka) temuan arkeologi prasasti Sriw ijaya yang ditemukan di pesisir barat Pulau Bangka. Prasasti ini dinamakan menurut tempat penemuannya yaitu sebuah dusun kecil yang bernama "Kotakapur". Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuna, serta merupakan salah satu dokumen tertulis tertua berbahasa Melayu. Prasasti ini ditemukan oleh J.K. van der Meulen pada bulan Desember 1892.

4.     Prasasti Telaga Batu : (dekat Palembang)Tidak berangka tahunBerisi kutukan- kutukan yang seram terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan dan tidak taat terhadap raja.

5.     Prasasti Karang Birahi : (dari daerah Jambi hulu) Berangka tahun sama yaitu 686 Masehi. Isi kedua prasasti itu juga hampir sama, yaitu permintaan kepada dewa yang menjaga Sriwijaya dan untuk menghukum setiap orang yang bermaksud jahat terhadap Sriwijaya. Berdasarkan kedua prasasti itu dapat disimpulkan bahwa daerah Bangka dan daerah Maringin (Melayu) telah ditaklukkan oleh Sriwijaya. Sementara itu sang raja juga berusaha menaklukkan “bhumi jawa” atau Tarumanegara.

6.     Prasasti Ligor : (dari Thailand) Ada 2 penafsiran, Dari manuskrip Ligor A ini berisikan berita tentang raja Sriwijaya, raja dari segala raja yang ada di dunia, yang mendirikan Trisamaya caitya untuk Kajara,  Sedangkan dari manuskrip Ligor B berangka tahun 775, berisikan berita tentang nama Visnu yang bergelar Sri Maharaja, dari keluarga Śailendravamśa serta dijuluki dengan Śesavvārimadavimathana (pembunuh musuh-musuh yang sombong tidak bersisa).

7.     Prasasti palas pasemah : Prasasti ini telah diketahui keberadaannya pada tahun 1958, di Desa Palas Pasemah dekat Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Prasasti ini ditulis dalam 13 baris, berhuruf Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno. Isinya hamper sama dengan isi prasasti Karang Brahi dari Daerah Jambi, Prasasti Kota Kapur dari Bangka dan Prasasti Bungkuk dari Daerah Lampung Timur, yang berisi kutukan yang tidak patuh dan tunduk kepada penguasa Sriwijaya. Prasasti ini tidak berangka tahun, namun berdasarkan Paleografinya dapat pada akhir abad ke 7

8. Prasasti nalanda : Prasasti Nalanda menceritakan tentang kisah Raja Balaputradewa. Disebutkan bahwa Raja Balaputradewa adalah cucu seorang raja Jawa yang dijuluki Wirawairimath ana(penumpas musuh perwira). Julukan kakeknya ini mirip dengan Wairiwarawimarda na alias Dharanindradalam prasasti Kelurak . Dengan kata lain, Balaputradewa merupakan cucu Dharanindra.

9.     Prasasti siddhayatra : Beberapa prasasti siddhayatra abad ke-7 seperti Prasasti Talang Tuwo menggambarkan ritual budha untuk memberkati peristiwa penuh berkah yaitu peresmian taman Sriksetra, anugerah Maharaja Sriwijaya untuk rakyatnya. menceritakan perjalanan sucinya mengalap berkah dan menaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya. Ia berkuasa sekitar perempat terakhir abad VII hingga awal abad VIII, tepatnya antara kurun 671 masehi hingga 702 masehi

 Candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya

·         Candi Muara Takus : di Riau, dengan asumsi petunjuk arah perjalanan dalam catatan I Tsing, serta hal ini dapat juga dikaitkan dengan berita tentang pembangunan candi yang dipersembahkan oleh raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 kepada kaisar Cina yang dinamakan cheng tien wan shou (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus). Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I, berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya telah beribukota di Kadaram (Kedah sekarang)


2 comments: