Cool Blue Outer Glow Pointer
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, 5 November 2013

Rangkuman Kerajaan Tarumanegara



Kerajaan Tarumanegara


v  Letak dan Corak serta Tahun Berdirinya
Kerajaan Tarumanegara atau taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 sampai abad ke-7. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh raja Dirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358M, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Kerajaan Tarumanegara bercorak Hindu. Letak Kerajaan ini dulunya di sungai Cisadane sebelah barat & sungai Citarum sebelah timur.

v  Raja-Raja Yang Pernah Berkuasa


1.      Jayasingawarman (358-382)
2.      Dharmayawarman (382-395)
3.      Purnawarman (395-434)
4.      Wisnuwarman (434-455)
5.      Indrawarman (455-515)
6.      Candrawarman (515-535)
7.      Suryawarman (535-561)
8.      Kertawarman (561-628)
9.      Sudhawarman (628-639)
10.    Hariwangsawarman (639-640)
11.    Nagajayawarman (640-666)
12.    Linggawarman (666-669)



v  Latar Belakang Raja Purnawarman
Raja Purnawarman yang pernah berkuasa dan sangat terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga(Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana. Penggalian saluran air ini sangat besar artinya, karena merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat. Hasil pertanian tersebut memajukan perekonomian.

v  Kehidupan Sosial
Kehidupan gotong royong dalam kehidupan masyarakat Tarumanegara berkembang dengan baik. Hal ini terlihat dengan adanya penggalian saluran Gomati. Sebagian masyarakat beragama Hindu dan Buddha, sedangkan sebagian masyarakat yang lainya masih menganut agama asli.

v  Politik dan Pemerintahan
Seperti Kerajaan Kutai, sumber sejarah politik dan pemerintahan Kerajaan Tarumanegara kurang jelas. Meskipun demikian, catatan dari Fa-Hien (sejarawan) mengatakan Tarumanegara mampu menciptakan stabilitas politik di wilayahnya. Kondisi itu dibuktikan dari laporannya tentang cukup majunya perekonomian kerajaan tersebut. Kuatnya pemerintahan dibuktikan oleh informasi prasasti mengenai proyek penggalian saluran Gomati dan sungai Candrabhaga. Proyek itu membutuhkan tenaga manusia yang cukup besar, sehingga mungkin terselenggara oleh pemerintahan yang berwibawa, yang kekuasaanya diakui rakyatnya. Karena merupakan kerajaan, kekuasaan raja bersifat mutlak. Hal itu tergambar dari pengakuan Raja Purnawarman sebagai jelmaan Dewa Wisnu.

v  Berakhirnya Kerajaan Tarumanegara
Runtuhnya kerajaan Tarumanegara bermula dari kepercayaan yang diberikan oleh sang raja kepada pemerintah daerah di bawah raja, untuk mimimpin wilayahnya sendiri. Lalu, kebiasaan memberikan warisan wilayah atau daerah kepada putra dan putri mahkota, yang lantas membuat kerajaan baru diwilayahnya tersebut. Hal itu membuat kekuasaan raja menjadi lemah dan gampang diserang musuh. Tahun 669 M, raja Linggawarman yang menjadi raja terakhir, meyerahkan kekuasaan kepada menantunya yang berasal dari kerajaan Sriwijaya. Lantas, berakhirlah pemerintah dalam nama Tarumanegara berganti menjadi kerajaan Sunda.


v  Peninggalan
Prasasti : Kerajaan Tarumanegara meninggalkan tujuh prasasti, yaitu:
1.   Prasasti Ciaruteun          : Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
·         Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut).
·         Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.

2.   Prasasti Jambu               : Prasasti Jambu atau prasasti  Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Mulawarman.

3.   Prasasti Kebon kopi        : Prasasti Kebonkopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

4.   Prasasti Muara Cianten   : Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

5.   Prasasti Pasir awi: Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwilia, Prasasti Pasir Awi berpahatkan gambar dahan dengan ranting dan dedaunan serta buah-buahan (bukan aksara) juga berpahatkan gambar sepasang telapak kaki.

6.   Prasasti Cidanghiyang     : Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

7.   Prasasti Tugu                 : Prasasti Tuguditemukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang meling  kar dan isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut. Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah :
·         Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.
·         Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama dengan bulan Februari dan April.
·         Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.
Candi : Candi Jiwo adalah salah satu peninggalan Kerajaan Tarumanegara




4 comments:

  1. Amit bang, numpang nanya. Tapi kok ada yang bilang Purnawarman itu satu satunya raja yang diketahui, yang lainnya ga diketahui karena tidak ada bukti yang mendukung? Mohon pencerahannya :)

    ReplyDelete
  2. Artikelnya bagus gan, smoga artikel saya dpt saling melengkapi
    .
    MARKIJAR.Com - Kerajaan Tarumanegara

    ReplyDelete
  3. Good ! and thanks sangat membantu banget

    ReplyDelete
  4. thanks infonya~ btw, lagu backsoundnya judulnya apa? thanks before.

    ReplyDelete