Cool Blue Outer Glow Pointer
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Saturday, 4 February 2017

Hesbol Story : Wisata Bali part 1


Setiap kali di akhir semester, pastinya seorang mahasiswa mempunyai waktu liburan yang panjang, dan di liburan semester ganjil kali ini, aku libur selama satu bulan lebih beberapa hari. Di liburan kali ini, aku dan ketiga temanku mempunyai rencana liburan ke Pulau yang terkenal dengan Pantai dan wisatawan asingnya, pasti tau dong, iya Bali!
Rencana ini sudah kami rencanakan setelah liburan semester genap yang lalu, yang semester genap yang lalu kami berlibur ke Purwokerto, Jawa Tengah. Untuk liburan kali ini kita akan pergi ke luar pulau, Bali, hehe.. Selama kuliah di semester 3 ini, waktu terasa begitu sangat cepat, karena memang kuliah hanya 4 bulan dengan diisi kesibukan yang sangat padat, tugas, kuis, presentasi, belum lagi tugas rancang beuhh, membuat 4 bulan begitu sangat singkat. Sejak bulan November selama sebulan lebih, aku sudah menabung untuk uang saku pergi ke Bali, karena memang saya belum mempunyai pekerjaan dan hanya mengandalkan uang saku dari orangtua, sehingga saya harus menabung menyisikan uang saku, sampai pertengahan desember uang sudah terkumpul hingga 800 ribu rupiah.
Namun karena di akhir Desember masa perkuliahan sudah usai, aku tidak diberi uang saku lagi dan akhirnya uang sakuku berkurang sampai 650 ribu saja, hiks.. kurang komitmen dan harusnya semuanya aku tabung di bank, karena kalau sudah di dompet beuhh keluarnya cepet wkwkwk..  di awal bulan liburan Januari, belum ada persiapan sama sekali, karena perkuliahan temanku belum pada liburan karena universitas sebelah masih ada UP, SP, dll dan akhirnya ada yang kena UP dan dilaksanain tanggal 25 Januari 2017, sedangakan aku sudah masuk kuliah tanggal 6 Februari 2017, akhirnya kita tentukan kita berangkat tanggal 25 – 29 Januari 2017.
Dengan pengiritan uang biar ngga berkurang, sudah mentok 650 ribu yang ku punya, aku sangat was was dan takut tidak cukup, namun teman yang lain juga bilang bawa 700 ribu saja, Kita berencana berangkat menggunakan mobil, bayangkan dengan jarak lebih dari 400km menggunakan mobil, dan yang bisa nyetir mobil cuma satu orang (red: Nyik Adam) dan satunya (bukan aku) bisa Cuma masih menakutkan bawa mobilnya wkwkwk (red: begundhal Evita), jarak 400km bukanlah jarak yang kecil untuk pengemudi yang tidak biasa berpergian jauh, dengan pemikiran yang matang, aku protes karena kita gak bisa berangkat hanya 4 orang saja karena Bali itu jauh dan kita yang bisa nyetir cuma satu orang saja, kan saya takut terjadi apa apa kepada teman yang nyetir (kalau sakit/ngantuk) nggak ada yang gantiin.
Usulanku mengajak 2 orang lain yang bisa nyetirpun ditolak mentah-mentah dengan alasan pasti nggak seru dan kita berempat aja sudah ramai sekali, pasti bikin tidak nyaman yang lain, emang itu benar sih, tapi menurutku kita ngga boleh egois soalnya kita akan liburan jauh dan ngga mau ada kejadian yang enggak-enggak. Perdebatan di awal bulan masih membingungkan, namun karena cuma saya yang tidak setuju, dan temen saya yang bisa nyetir menyanggupi 400km dan aku sudah beri tahu konsekuensinya dan dia menerima dan begitu juga pada yang lainnya. Yaudah akhirnya kita fix hanya berempat saja. selanjutnya kita menentukan rundown liburannya dan penginapan di Bali.
Kegabutan dan pengempetan liburan diawal bulan aku rasakan demi liburan ke Bali nanti, dan tertanggal 15 Januari mulai rapat pertama pembahasan liburan ke Bali di rumah Sablah Cindy, yang di bahas rundown dan tempat penginapan, banyak sekali list yang ingin dikunjungi padahal kita hanya punya 3 hari saja di Bali :3 List wisata sudah di buat dan penentuan tempat penginapan, yang awalnya ingin di daerah Kuta tapi “katanya” disana mahal-mahal, namun dekat dengan banyak wisata. Kita mencari penginapan lewat Traveloka.com disana kita mendapati satu penginapan yang “berdiskon” dengan kamar Keluarga yang berisi 4 orang dan harganya 125.000/malam, dan kami ingin menyewa 4 malam jadi penginapan 500 ribu rupiah. Namun lokasinya di Denpasar Selatan, yakni Hotel Mutiara. Jangan berpikiran yang enggak-enggak, meski kita 2 cwo 2 cwe kita seruangan tapi beda kasur kok dan nggak ngapa-ngapain juga hehe, tapi takut juga sih kalau ada penggrebekan kan ngga lucu, dikira kita pasangan ilegal wkwkwk, namun itu permintaan teman-teman yang cewe soalnya dulu pernah sendiri-sendiri dia ketakutan wkwkwk
Sudah memilih Hotel Mutiara sebagai pilihan kami, namun kami masih pengen di daerah Kuta maybe ada yang lebih murah juga, berbagai usaha meminta bantuan orang sana juga bilang kehidupan di Kuta mahal dan pastinya tidak ada penginapan (hotel/ kos) yang murah disana. Dan rapat kedua kami laksanakan pada 22 Januari 2017, 3 hari sebelum keberangkatan hehe, dan akhirnya kami memutuskan untuk booking Hotel mutiara di Denpasar dengan tarif 500 ribu per 4 malam untuk 4 orang cukup murah sih, hehe.. Segala persiapan mulai pembuatan rundown sampai pencatatan apa yang harus dibawa, dan tentunya cek up mobil dulu biar selamat dan aman sampai tujuan dan balik ke Surabayanya.
Sebelum hari H, hal yang tidak terduga, aku tiba tiba demam dan badan capek-capek, kalau capek maklum, karena di hari Minggu aku maraton olahraga, habis renang, badminton, terus rapat, beuh dari pagi sampai malam, begitu capek dan kehujanan pula, maybe itu yang buat aku jadi demam, karena habis badan panas karena olahraga tiba-tiba perjalanan ke rumah Cindy untuk rapat, hujan deras jadi besoknya langsung tepar, demam dan pegal-pegal. Tidak hanya itu di hari Senin, 23 Desember 2017 teman yang lainnya (Adam, Evita dan Cindy) juga kena diare di pagi hari karena kami Minggu Malamnya makan mie ayam bareng-bareng dan terindikasi dari sambalnya, sayapun juga diare dimalam harinya wkwkwkwk mencret-mencret kabeh.
Untungnya keesokan harinya semuanya sudah tidak diare lagi, namun badanku masih demam dan demamnya naik turun serta pusing dan pilek melanda diriku, padahal besok pagi-pagi buta harus sudah berangkat, entah apa yang ada dalam pikiranku galau antara ingin tidak ikut dan istirahat dirumah atau tetap ikut aja, karena sudah beberapa bulan aku menyiapkan liburan ini namun hanya karena sehari saja bisa membuat kesehatanku collapse, tubuh ini tak berdaya lemas dan hanya bisa berdoa semoga besok sudah sembuh :’(
Semuanya sudah prepare baju dan lainnya, sedangkan aku masih KO diatas kasur karena segala aktivitas nggak enak dijalanin L sampai Selasa sore untungnya demamku turun tapi masih pusing, dan karena aku bagian membuat kering tempe aku minta tolong ibu membuatkannya malam itu juga, dengan hujan rintik-rintik aku mengantarkannya membeli minyak goreng dengan badan yang sedikit panas, setelah itu, aku paksakan untuk packing pakaian dan lainnya. Semuanya sudah koar koar di LINE aku hanya bisa terdiam dan bingung bagaimana aku bisa kerumah Cindy? karena memang motor pasti dipakai dan tidak ada yang mengantarkanku, kalau berangkat sendiri pasti aku nggak kuat, karena bener-bener masih pusing dan sedikit demam, dan sedikit nego dan memelas, akhirnya teman-temanku mau untuk menjemputku dan langsung cus Bali. Yeay!
Sekitar pukul 9 malam, demamku makin tinggi, bener bener ababil ini badan, dan aku sudah bingung mau ikut apa tidak, aku juga ngga mau buat masalah kalau aku sakit disana, aku sudah bilang ngga kuat mau ikut, namun mereka masih ingin aku ikut dan mereka bersedia menjemputku dan mengatakan waras waras totok Bali engko waras, dan saya pun langsung semangat dan berkeyakinan aku pasti sembuh! Dan aku langsung beristirahat dan berdoa agar besok bener-bener sembuh, dan semuanya juga sehat. Sebelum aku tidur tiba-tiba orang tuaku mengasihi aku uang saku hehehe lumayan 800 ribu! tapi harus dikembaliin, dan nitip oleh-oleh juga hehe.. Jadi aku bawa 950 ribu di dompet dan 500 ribu di ATM.
Dari rencana berangkat pukul 2 pagi, dengan segala kemoloran yang ada, aku juga kesiangan bangunnya, aku bangun jam 3 pagi wwkwkwk, aku mengira semuanya sudah berangkat dan aku ditinggal, eh aku buka handphone ternyata, belum ada koar-koar di LINE dan akhirnya jam 03.27 mereka bilang OTW, waduhh aku baru bangun, bergegas menuju kamar mandi dengan badan sempoyongan dengan suhu badan 38,5 derajat dan masih terasa capek-capek, akhirnya mandi dan bersiap, brrrr dingin sekali air pagi hari wkwkwk, dan tepat pukul 4 mereka nyampai rumahku, dan nyinyir ganas memulai, adiiittt, adiittt, AYO HEEEE NDANG BUDALL, aku sek salin padahal wkwkwkwk, sek sekkk hee....
Akhirnya aku memasukkan semua barang bawaanku ke mobil dan ternyata si sopir, Adam badannya juga meriang, hmmm aku makin takut karena hanya dia yang bisa nyetir, padahal ini perjalanan jauh dan perjalanan belum dimulai L Benar-benar liburan yang nekat banget :3 Sebelum perjalanan dimulai, ada ada aja, sandal si Evita Kumala terkena Tai Lentung (Tai Ayam) wkwkwk, untung dia sadar sebelum masuk mobil, dan sandalnya dicuci serta ganti sandal haha yakali dipakai, aroma tai nggak lucu wkwkwk Dan perjalanan pun dimulai sekitar pukul 04.15 WIB
Diawal perjalanan aku hanya bisa lemas, dengan badan nggreges dan batuk batuk, hanya terdiam tapi berusaha tidak tidur karena yang nyetir teman sendiri, yakali teman nyetir kita enak-enak tidur. Berhenti sejanak di POM Bensin Geluran, Taman, Sidoarjo, untuk membeli bensin dan shalat subuh, masing-masing anak patungan 50ribu, total bensin 200ribu pertamax. Awalnya si evita ingin yang nyetir namun ketika masuk POM Bensin karena banyak truk dia kebingungan untuk putar balik wkwkwk sudah bisa tapi belum yakin dan si Adam juga malah takut kalau si Evita yang nyetir.
Setelah isi Bensin dan sholat shubuh, kita melanjutkan perjalanan (masih juga 5km dari rumahku kwkwkwk) akhirnya dengan pedoman GoogleMaps melewati tol Waru – Gempol, dan melewati Bangil, di daerah tersebut ternyata ada Banjir yang membuat jalan lubang-lubang dan ada jembatan runtuh, sehingga muacet total di pagi buta padahal, sekitar pukul 6 pagi, dan dengan pertimbangan hati yang tidak sabar, karena bener-bener muacet panjang, akhirnya memutar melewati daerah dalam Jl. Rembang sampai Jl. Raya Sidogiri sebelum melanjutkan ke Jl. Pantura JL. Raya Kraton, lewat dalam pun benar, benar macet dan sudah banyak memakan waktu, melawati Pantura Pasuruan, terus Probolinggo, dan kami istirahat sejenak di Probolinggo untuk makan, dan atas rekomendasi sopir, pengen soto, dan dipilihlah soto, ada soto ayam dan soto daging + babat di pinggir jalan Probolinggo, hmmm rasa sotonya sangat aneh dan dibilang yang jual mirip suzana, heheh jangan heran mulut kami ketika nyinyir begundhal banget. Soto ayam (aslinya soto hati ampela LOL) dengan rasa yang aneh dan segelas teh hangat dibanderol dengan harga 10 ribu saja, kalau yang daging (aslinya babat ini mah) dibanderol 13 ribu. Cukup murah tapi, rasa? ya gitu wkwkwkwk #notrecommended
Dengan kekuatan koyo, aku menggunakannya, pusing ini sedikit menghilang, dan kami melanjutkan perjalanan melewati gunung, hutan, lembah wkwkwk walay, padahal ya Cuma jalan yang banyak geronjalan seperti mukamu yang banyak jerawat, ehhh, mblangsak, pokoknya kita melewati jalan yang teramat sangat membosankan dan dengan kecepatan yang terbilang pelan karena supirnya juga nggak enak badan. Di Penghujung kabupaten Probolinggo, terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang sangat terkenal di Paiton, begitu megah dan cukup membuat kita bangga ada bangunan megah seperti itu, apalagi kalau kita melewati pada malam hari sangat indah, lampu gemerlap terpampang nyata hehe, Probolinggo telah dilewati, memasuki Situbondo, kabupaten di Jawa Timur yang terbilang monoton dan belum ada yang menarik disini, padahal daerah ini sangat strategis dan paling lama dilewati ketika perjalanan Surabaya-Denpasar, namun tidak ada yang berkesan, hmmm eman. Ketika di depan pertigaan kita istirahat sejenak sholat dzuhur, dan membeli pentol disana, karena pentol tersebut cukup ramai wkwkw, kami rehat di Masjid Besar “Nurul Islam”, Kapongan, Situbondo. Setelah sholat istirahat, kami membeli pentol 5 ribu saja, namun buanyak banget isinya, wkwkwk bner-bener murah meriah disini, yah rasa pentolnya juga wkwkwk B aja, pentol glepung kok hehe, terus lanjut perjalanan, hmmm namanya mata jelalatan dengan nafsu makan yang tinggi, liat banyak yang jual es degan, kita ngiler, pengen, dan mrepet beli es degan, 10 ribu per kelapa, dipecah jadi dua kantong plastik, uhhh satu dengan es satu tanpa es, otomatis aku pilih yang non es wkwkwk, uhhh bukan lagi enak, yang jual juga lucu mbak-mbak berkerudung dengan bedak 3 ton wkwkwkwk, hehe, Aku bilang tidak berkesan melewati Situbondo karena hanya jalanan yang banyak gronjalannya dan kanan kiri hanya pemandangan rumah, sawah dan kasihannya disini banyak ditemui orang yang stress, banyak berjalanan di pinggir jalan Situbondo. Bisa dihitung sendiri kalo melewati daerah sini, wkwkwk biar ngga suntuk LOL.
Di ujung kabupaten Situbondo mulai memasuki kawasan hutan, dan terkadang kita temui kera-kera liar dipinggir jalan hehe, jadi kalau pakai sepeda motor, dimohon waspada selama melewati hutan situbondo-banyuwangi ini hehe, Lama sekali terasa perjalanannya karena memang jalan yang membosankan dan memang jauh hehe, akhirnya sampai di Banyuwangi, di Banyuwangi sendiri awalnya juga membosankan melewati hutan dan Taman Nasional Baluran, serta melewati beberapa rumah di Banyuwangi, sebelum sampai di Pelabuhan Ketapang, kita nyasar bentar di Pelabuhan Tanjung Wangi wkwkwk, jaraknya tidak jauh dari pelabuhan Ketapang hehe. Udah mau masuk tu pelabuhan eh balik lagi wkwkwkwk dasar Hesbol gila.
Sesampainya di Pelabuhan Ketapang, rasanya cukup senang padahal 2/5 perjalanan lagi belum wkwkwk. Kami mulai masuk ke Pelabuhan, langsung menuju loket dan jreng jreng cukup mahal ya wkwkwk nyebrang ke Pulau Madura aja 30 ribu, sedangkan ke Pulau Bali setiap mobil membayar 135 ribu rupiah weh weh. Tidak seperti ketika liburan, Pelabuhan ini cukup sepi sunyi, dan karena Pelabuhan yang luas, kami kebingungan harus ke arah mana wkwkwk, dan untungnya kita diarahkan petugas untuk langsung menyebrang, antre dibelakang beberapa mobil, dan hanya 10 menit langsung masuk kapal, hehehe cepat sekali kok. Setelah masuk kapal, nggak afdol kalo nggak keluar mobil dan ke atas kapal, uhhh melihat pemandangan biru dan kapal-kapal bertuliskan I LOVE INDONESIA sedang berlayar, angin sepoy sepoy manjah melintasi jidat ini, hmmm...
Berhubung badanku yang masih sedikit panas, jadi anginnya rasanya ngga enak hehe, tapi kalau sehat pasti yahud anginnya bikin pengen bobok, dan ketiga temanku langsung masuk dalam ruang penumpang, terpampang nyata kasur kursi panjang empuk memenuhi isi ruangan dan kebetulan orang yang ada juga sedikit, tanpa panjang lebar si Adam, Cindy, Evita bablas ngorok setiap kursi diisi seorang diri dan zZZZ bobok ciang menjelang sore, karena di kapal sekitar pukul 14.45, perjalanan di kapal begitu sangat singkat aku yang bagian menjaga barang bawaan 3 begundal yang tidur, aku melihat pemandangan luar sembari mendengarkan lantunan lagu-lagu Banyuwangi yang aku juga nggatau artinya wkwkwk, riko riko haha, perjalanan sekitar 45 menit begitu cepat dan kapalpun bersandar di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Yeay! sampai di Bali Island. Langsung 3 begundhal aku bangunin, langsung bergegas ke mobil dan sampailah di Bali, namun ingat tujuan kita ke Hotel Mutiara di Denpasar bukan di Gilimanuk wkwkwk, jadi perjalanan masih panjaaaang 127km lagi haha.
Sesampainya keluar Pelabuhan, ini yang perlu diketahui, pemeriksaan ketat orang yang masuk di Bali ternyata masih berlaku, kita berempat pertama terdapat pemeriksaan SIM dan STNK, beruntung SIM A ada, STNK pun ada, tapi ternyata eng ing eng, bukti pembayaran pajak tahun 2017 nggak ada, dan malah tertulis 2014 wkwkwk, gawat, langsung polisi mengintrogasi kita, kok bisa pajak belum dibayar, si Evita yang punya mobilpun kebingungan soalnya dia tidak pernah memperhatikan itu dan memang pemeriksaan mobil di Surabaya bisa dikatakan tidak pernah ada, yang sering motor dan truk hehe, mungkin dikira mobil pinjaman atau apa gitu ya akhirnya si evita dengan nada berani dan menantang (wajahe koyok dakocan) wkwkwk polisinya setengah ketakutan dan untungnya kita tidak diapa-apain, selanjutnya 20 meter kemudian, ada lagi pemeriksaan hmmm, yakni pemeriksaan E-KTP, kita ditanya tujuan ke mana, mau ngapain, bener-bener kepo banget ya penjaganya wkwkwk, kali ini yang jaga TNI dengan muka garang, memintai E-KTP, kita saling mengeluarkan E-KTP dan ternyata si Cindy nggak punya E-KTP (sablah emang), adanya KTP biasa wkwkwk, ditanyain kenapa belum ada E-KTP, wkwkwk duhh masalah lagi ngga ada E-KTP, akhirnya disuruh minggir, Cindy di interogasi petugas wkwkwkwk, setelah diinterogasi akhirnya dibebaskan kembali, bener-bener ketat penjagaan di Bali ini haha, sampai-sampai E-KTP harus ada dan jelas mau kemananya.
Setelah memasuki pemeriksaan yang berlapis wkwkwk, akhirnya tidak ada lagi pemeriksaan, dan kami melanjutkan perjalanan ke Denpasar, waktu sudah sangat sore hampir petang dan perjalanan masih jauh, dan hal yang aku takuti terjadi, si Adam demamnya memuncak dan sangat panas, akupun sedih dan kebingungan, dan di POM bensin daerah Negara kita istirahat, dan adam dikeroki sama Cewe-Cewe wkwkwk, antara kudu ngguyu sama kasian plus takut juga, aku nggabisa bayangin badanku lagi demam dan harus nyetir sampai ke Denpasar dan jaraknya 100km lagi hmmm.. Dengan kekuatan obat panadol, yang biasa diminumnya membuat demamnya sedikit turun, dan obat ini sudah resisten di tubuh Adam, kalu efeknya hilang demamnya naik lagi hmmm tapi ngga papa pokoknya sampai hotel dulu hehe
Dengan meminta petunjuk dan pencerahan aku menghubungi teman kuliahku, Gandhi dia anak asli Bali, rumahnya daerah Badung, dia menyuruh kita cepat-cepat masuk di daerah Badung kalau bisa Denpasar, karena takut terjadi apa-apa kalau ada yang sakit, soalnya daerah Gilimanuk – Badung jarang ada rumah sakit/ klinik hehe, dan penerangan di jalan itu sungguh minim. Dengan perjalanan pelan-pelan karena yang nyetir lagi demam, dan aku hanya berdoa semoga dia kuat, aku nggamau tiba-tiba dia kejang karena demam tinggi :3 Sesampainya di Badung, si Gandhi dan teman sejurusanku Hilmi yang memang lagi liburan di Bali ingin ketemu, akhirnya kita mau ketemu di daerah terminal mengwi, tapi di terminal itu sangat sangat sepi dan gelap, kitapun pindah ke Amazy Fried Chiken daerah sana, dan aku menunggu di sebelahnya Amazy (red: Alpamart) wkwkwk, udah terlanjur membeli makanan diluar di perjalanan sebelumnya (yang dibeli juga ayam goreng tapi sayap seharga 13 ribu) jadi kita makan di mobil hehehe, dengan suasana yang kurang enak, capek, ngantuk dan si sopir demam hehe, 20 menit kemudian si Gandhi dan Helmi datang disebelah jreng jreng pakai Mobil Fortuner, hmmm seketika itupun si Cindy yang tadinya cekakakan jadi pendiam as putri solo wkwkwk jaim lah karena ketemu cowok pakai Fortuner hehe, kita membeli minum di Amazy dan mengobrol dikit-dikit, penjelasan Gandhi yang cas cis cus layaknya duta wisata bali wkwk sesudah itu, Evita mulai berani cas cis cus juga, Adam masih jaim tapi masih ikut ngobrol nah si Cindy dengan jaim, diam saja dan tidak seperti biasanya hehe.. aku meminta bantuan Gandhi agar sehari saja ditemenin wisata, dia bilang bisa tapi hari Jumat/ Sabtu saja, dan aku berharap dia benar-benar bisa agar si Adam paling tidak bisa beristirahat sehari tidak nyetir hehe..

Setelah itu kita melanjutkan perjalanan ke Hotel Mutiara, yang jaraknya masih 70km an hmmm, dengan melihat ekspresi teman-teman yang kayaknya tidak senang tadi ketemuan dulu soalnya memakan waktu sejam lebih hehe, tapi ya gimana aku berharap ketemu biar bisa ditemenin nantinya. Dengan melewati tikungan-tikungan dan jalan sempit, bener bener jalan cuma tiga meter tapi dibuat 2 jalur, hmmm dan sekitar pukul 23.25 WITA akhirnya kita sampai di Hotel Mutiara, Denpasar, Bali ! Langsung cek in dan mengungsi barang-barang ke Hotel dan bablas, langsung bobokk (aku), yang lain mandi dulu, hari pertama yang melelahkan, perjalanan 18 jam dilalui, bagaimana capeknya si sopir Adam udah demam nyetir 18 jam, 400km pula hmmm....

No comments:

Post a Comment