Setiap kali di
akhir semester, pastinya seorang mahasiswa mempunyai waktu liburan yang
panjang, dan di liburan semester ganjil kali ini, aku libur selama satu bulan
lebih beberapa hari. Di liburan kali ini, aku dan ketiga temanku mempunyai
rencana liburan ke Pulau yang terkenal dengan Pantai dan wisatawan asingnya,
pasti tau dong, iya Bali!
Rencana ini
sudah kami rencanakan setelah liburan semester genap yang lalu, yang semester
genap yang lalu kami berlibur ke Purwokerto, Jawa Tengah. Untuk liburan kali ini
kita akan pergi ke luar pulau, Bali, hehe.. Selama kuliah di semester 3 ini,
waktu terasa begitu sangat cepat, karena memang kuliah hanya 4 bulan dengan
diisi kesibukan yang sangat padat, tugas, kuis, presentasi, belum lagi tugas
rancang beuhh, membuat 4 bulan begitu sangat singkat. Sejak bulan November
selama sebulan lebih, aku sudah menabung untuk uang saku pergi ke Bali, karena
memang saya belum mempunyai pekerjaan dan hanya mengandalkan uang saku dari
orangtua, sehingga saya harus menabung menyisikan uang saku, sampai pertengahan
desember uang sudah terkumpul hingga 800 ribu rupiah.
Namun karena di
akhir Desember masa perkuliahan sudah usai, aku tidak diberi uang saku lagi dan
akhirnya uang sakuku berkurang sampai 650 ribu saja, hiks.. kurang komitmen dan
harusnya semuanya aku tabung di bank, karena kalau sudah di dompet beuhh
keluarnya cepet wkwkwk.. di awal bulan
liburan Januari, belum ada persiapan sama sekali, karena perkuliahan temanku
belum pada liburan karena universitas sebelah masih ada UP, SP, dll dan
akhirnya ada yang kena UP dan dilaksanain tanggal 25 Januari 2017, sedangakan
aku sudah masuk kuliah tanggal 6 Februari 2017, akhirnya kita tentukan kita
berangkat tanggal 25 – 29 Januari 2017.
Dengan
pengiritan uang biar ngga berkurang, sudah mentok 650 ribu yang ku punya, aku
sangat was was dan takut tidak cukup, namun teman yang lain juga bilang bawa
700 ribu saja, Kita berencana berangkat menggunakan mobil, bayangkan dengan
jarak lebih dari 400km menggunakan mobil, dan yang bisa nyetir mobil cuma satu
orang (red: Nyik Adam) dan satunya (bukan aku) bisa Cuma masih menakutkan bawa
mobilnya wkwkwk (red: begundhal Evita), jarak 400km bukanlah jarak yang kecil
untuk pengemudi yang tidak biasa berpergian jauh, dengan pemikiran yang matang,
aku protes karena kita gak bisa berangkat hanya 4 orang saja karena Bali itu jauh
dan kita yang bisa nyetir cuma satu orang saja, kan saya takut terjadi apa apa
kepada teman yang nyetir (kalau sakit/ngantuk) nggak ada yang gantiin.
Usulanku
mengajak 2 orang lain yang bisa nyetirpun ditolak mentah-mentah dengan alasan
pasti nggak seru dan kita berempat aja sudah ramai sekali, pasti bikin tidak
nyaman yang lain, emang itu benar sih, tapi menurutku kita ngga boleh egois
soalnya kita akan liburan jauh dan ngga mau ada kejadian yang enggak-enggak.
Perdebatan di awal bulan masih membingungkan, namun karena cuma saya yang tidak
setuju, dan temen saya yang bisa nyetir menyanggupi 400km dan aku sudah beri
tahu konsekuensinya dan dia menerima dan begitu juga pada yang lainnya. Yaudah
akhirnya kita fix hanya berempat saja. selanjutnya kita menentukan rundown
liburannya dan penginapan di Bali.
Kegabutan dan
pengempetan liburan diawal bulan aku rasakan demi liburan ke Bali nanti, dan
tertanggal 15 Januari mulai rapat pertama pembahasan liburan ke Bali di rumah Sablah
Cindy, yang di bahas rundown dan tempat penginapan, banyak sekali list yang
ingin dikunjungi padahal kita hanya punya 3 hari saja di Bali :3 List wisata
sudah di buat dan penentuan tempat penginapan, yang awalnya ingin di daerah
Kuta tapi “katanya” disana mahal-mahal, namun dekat dengan banyak wisata. Kita
mencari penginapan lewat Traveloka.com disana kita mendapati satu
penginapan yang “berdiskon” dengan kamar Keluarga yang berisi 4 orang dan
harganya 125.000/malam, dan kami ingin menyewa 4 malam jadi penginapan 500 ribu
rupiah. Namun lokasinya di Denpasar Selatan, yakni Hotel Mutiara. Jangan
berpikiran yang enggak-enggak, meski kita 2 cwo 2 cwe kita seruangan tapi beda
kasur kok dan nggak ngapa-ngapain juga hehe, tapi takut juga sih kalau ada
penggrebekan kan ngga lucu, dikira kita pasangan ilegal wkwkwk, namun itu
permintaan teman-teman yang cewe soalnya dulu pernah sendiri-sendiri dia
ketakutan wkwkwk
Sudah memilih
Hotel Mutiara sebagai pilihan kami, namun kami masih pengen di daerah Kuta
maybe ada yang lebih murah juga, berbagai usaha meminta bantuan orang sana juga
bilang kehidupan di Kuta mahal dan pastinya tidak ada penginapan (hotel/ kos)
yang murah disana. Dan rapat kedua kami laksanakan pada 22 Januari 2017, 3 hari
sebelum keberangkatan hehe, dan akhirnya kami memutuskan untuk booking Hotel
mutiara di Denpasar dengan tarif 500 ribu per 4 malam untuk 4 orang cukup murah
sih, hehe.. Segala persiapan mulai pembuatan rundown sampai pencatatan apa yang
harus dibawa, dan tentunya cek up mobil dulu biar selamat dan aman sampai
tujuan dan balik ke Surabayanya.
Sebelum hari H,
hal yang tidak terduga, aku tiba tiba demam dan badan capek-capek, kalau capek
maklum, karena di hari Minggu aku maraton olahraga, habis renang, badminton,
terus rapat, beuh dari pagi sampai malam, begitu capek dan kehujanan pula,
maybe itu yang buat aku jadi demam, karena habis badan panas karena olahraga
tiba-tiba perjalanan ke rumah Cindy untuk rapat, hujan deras jadi besoknya
langsung tepar, demam dan pegal-pegal. Tidak hanya itu di hari Senin, 23
Desember 2017 teman yang lainnya (Adam, Evita dan Cindy) juga kena diare di
pagi hari karena kami Minggu Malamnya makan mie ayam bareng-bareng dan
terindikasi dari sambalnya, sayapun juga diare dimalam harinya wkwkwkwk
mencret-mencret kabeh.
Untungnya
keesokan harinya semuanya sudah tidak diare lagi, namun badanku masih demam dan
demamnya naik turun serta pusing dan pilek melanda diriku, padahal besok
pagi-pagi buta harus sudah berangkat, entah apa yang ada dalam pikiranku galau
antara ingin tidak ikut dan istirahat dirumah atau tetap ikut aja, karena sudah
beberapa bulan aku menyiapkan liburan ini namun hanya karena sehari saja bisa
membuat kesehatanku collapse, tubuh ini tak berdaya lemas dan hanya bisa berdoa
semoga besok sudah sembuh :’(
Semuanya sudah
prepare baju dan lainnya, sedangkan aku masih KO diatas kasur karena segala
aktivitas nggak enak dijalanin L
sampai Selasa sore untungnya demamku turun tapi masih pusing, dan karena aku
bagian membuat kering tempe aku minta tolong ibu membuatkannya malam itu juga,
dengan hujan rintik-rintik aku mengantarkannya membeli minyak goreng dengan
badan yang sedikit panas, setelah itu, aku paksakan untuk packing pakaian dan
lainnya. Semuanya sudah koar koar di LINE aku hanya bisa terdiam dan bingung
bagaimana aku bisa kerumah Cindy? karena memang motor pasti dipakai dan tidak
ada yang mengantarkanku, kalau berangkat sendiri pasti aku nggak kuat, karena
bener-bener masih pusing dan sedikit demam, dan sedikit nego dan memelas,
akhirnya teman-temanku mau untuk menjemputku dan langsung cus Bali. Yeay!
Sekitar pukul 9
malam, demamku makin tinggi, bener bener ababil ini badan, dan aku sudah
bingung mau ikut apa tidak, aku juga ngga mau buat masalah kalau aku sakit
disana, aku sudah bilang ngga kuat mau ikut, namun mereka masih ingin aku ikut
dan mereka bersedia menjemputku dan mengatakan waras waras totok Bali engko
waras, dan saya pun langsung semangat dan berkeyakinan aku pasti sembuh! Dan
aku langsung beristirahat dan berdoa agar besok bener-bener sembuh, dan
semuanya juga sehat. Sebelum aku tidur tiba-tiba orang tuaku mengasihi aku uang
saku hehehe lumayan 800 ribu! tapi harus dikembaliin, dan nitip oleh-oleh juga
hehe.. Jadi aku bawa 950 ribu di dompet dan 500 ribu di ATM.
Dari rencana
berangkat pukul 2 pagi, dengan segala kemoloran yang ada, aku juga kesiangan
bangunnya, aku bangun jam 3 pagi wwkwkwk, aku mengira semuanya sudah berangkat
dan aku ditinggal, eh aku buka handphone ternyata, belum ada koar-koar di LINE
dan akhirnya jam 03.27 mereka bilang OTW, waduhh aku baru bangun, bergegas
menuju kamar mandi dengan badan sempoyongan dengan suhu badan 38,5 derajat dan masih
terasa capek-capek, akhirnya mandi dan bersiap, brrrr dingin sekali air pagi
hari wkwkwk, dan tepat pukul 4 mereka nyampai rumahku, dan nyinyir ganas
memulai, adiiittt, adiittt, AYO HEEEE NDANG BUDALL, aku sek salin padahal
wkwkwkwk, sek sekkk hee....
Akhirnya aku
memasukkan semua barang bawaanku ke mobil dan ternyata si sopir, Adam badannya
juga meriang, hmmm aku makin takut karena hanya dia yang bisa nyetir, padahal
ini perjalanan jauh dan perjalanan belum dimulai L Benar-benar liburan
yang nekat banget :3 Sebelum perjalanan dimulai, ada ada aja, sandal si Evita
Kumala terkena Tai Lentung (Tai Ayam) wkwkwk, untung dia sadar sebelum masuk
mobil, dan sandalnya dicuci serta ganti sandal haha yakali dipakai, aroma tai
nggak lucu wkwkwk Dan perjalanan pun dimulai sekitar pukul 04.15 WIB
Diawal
perjalanan aku hanya bisa lemas, dengan badan nggreges dan batuk batuk, hanya
terdiam tapi berusaha tidak tidur karena yang nyetir teman sendiri, yakali
teman nyetir kita enak-enak tidur. Berhenti sejanak di POM Bensin Geluran,
Taman, Sidoarjo, untuk membeli bensin dan shalat subuh, masing-masing anak
patungan 50ribu, total bensin 200ribu pertamax. Awalnya si evita ingin yang
nyetir namun ketika masuk POM Bensin karena banyak truk dia kebingungan untuk
putar balik wkwkwk sudah bisa tapi belum yakin dan si Adam juga malah takut
kalau si Evita yang nyetir.
Setelah isi Bensin
dan sholat shubuh, kita melanjutkan perjalanan (masih juga 5km dari rumahku
kwkwkwk) akhirnya dengan pedoman GoogleMaps melewati tol Waru – Gempol, dan
melewati Bangil, di daerah tersebut ternyata ada Banjir yang membuat jalan
lubang-lubang dan ada jembatan runtuh, sehingga muacet total di pagi buta
padahal, sekitar pukul 6 pagi, dan dengan pertimbangan hati yang tidak sabar,
karena bener-bener muacet panjang, akhirnya memutar melewati daerah dalam Jl.
Rembang sampai Jl. Raya Sidogiri sebelum melanjutkan ke Jl. Pantura JL. Raya
Kraton, lewat dalam pun benar, benar macet dan sudah banyak memakan waktu,
melawati Pantura Pasuruan, terus Probolinggo, dan kami istirahat sejenak di
Probolinggo untuk makan, dan atas rekomendasi sopir, pengen soto, dan dipilihlah
soto, ada soto ayam dan soto daging + babat di pinggir jalan Probolinggo, hmmm
rasa sotonya sangat aneh dan dibilang yang jual mirip suzana, heheh jangan
heran mulut kami ketika nyinyir begundhal banget. Soto ayam (aslinya soto hati
ampela LOL) dengan rasa yang aneh dan segelas teh hangat dibanderol dengan
harga 10 ribu saja, kalau yang daging (aslinya babat ini mah) dibanderol 13
ribu. Cukup murah tapi, rasa? ya gitu wkwkwkwk #notrecommended
Dengan kekuatan
koyo, aku menggunakannya, pusing ini sedikit menghilang, dan kami melanjutkan
perjalanan melewati gunung, hutan, lembah wkwkwk walay, padahal ya Cuma jalan
yang banyak geronjalan seperti mukamu yang banyak jerawat, ehhh, mblangsak,
pokoknya kita melewati jalan yang teramat sangat membosankan dan dengan
kecepatan yang terbilang pelan karena supirnya juga nggak enak badan. Di
Penghujung kabupaten Probolinggo, terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang
sangat terkenal di Paiton, begitu megah dan cukup membuat kita bangga ada
bangunan megah seperti itu, apalagi kalau kita melewati pada malam hari sangat
indah, lampu gemerlap terpampang nyata hehe, Probolinggo telah dilewati,
memasuki Situbondo, kabupaten di Jawa Timur yang terbilang monoton dan belum
ada yang menarik disini, padahal daerah ini sangat strategis dan paling lama
dilewati ketika perjalanan Surabaya-Denpasar, namun tidak ada yang berkesan,
hmmm eman. Ketika di depan pertigaan kita istirahat sejenak sholat dzuhur, dan
membeli pentol disana, karena pentol tersebut cukup ramai wkwkw, kami rehat di Masjid
Besar “Nurul Islam”, Kapongan, Situbondo. Setelah sholat istirahat, kami
membeli pentol 5 ribu saja, namun buanyak banget isinya, wkwkwk bner-bener
murah meriah disini, yah rasa pentolnya juga wkwkwk B aja, pentol glepung kok
hehe, terus lanjut perjalanan, hmmm namanya mata jelalatan dengan nafsu makan
yang tinggi, liat banyak yang jual es degan, kita ngiler, pengen, dan mrepet
beli es degan, 10 ribu per kelapa, dipecah jadi dua kantong plastik, uhhh satu
dengan es satu tanpa es, otomatis aku pilih yang non es wkwkwk, uhhh bukan lagi
enak, yang jual juga lucu mbak-mbak berkerudung dengan bedak 3 ton wkwkwkwk,
hehe, Aku bilang tidak berkesan melewati Situbondo karena hanya jalanan yang
banyak gronjalannya dan kanan kiri hanya pemandangan rumah, sawah dan
kasihannya disini banyak ditemui orang yang stress, banyak berjalanan di
pinggir jalan Situbondo. Bisa dihitung sendiri kalo melewati daerah sini,
wkwkwk biar ngga suntuk LOL.
Di ujung
kabupaten Situbondo mulai memasuki kawasan hutan, dan terkadang kita temui
kera-kera liar dipinggir jalan hehe, jadi kalau pakai sepeda motor, dimohon
waspada selama melewati hutan situbondo-banyuwangi ini hehe, Lama sekali terasa
perjalanannya karena memang jalan yang membosankan dan memang jauh hehe,
akhirnya sampai di Banyuwangi, di Banyuwangi sendiri awalnya juga membosankan
melewati hutan dan Taman Nasional Baluran, serta melewati beberapa rumah di
Banyuwangi, sebelum sampai di Pelabuhan Ketapang, kita nyasar bentar di
Pelabuhan Tanjung Wangi wkwkwk, jaraknya tidak jauh dari pelabuhan Ketapang
hehe. Udah mau masuk tu pelabuhan eh balik lagi wkwkwkwk dasar Hesbol gila.
Sesampainya di
Pelabuhan Ketapang, rasanya cukup senang padahal 2/5 perjalanan lagi belum
wkwkwk. Kami mulai masuk ke Pelabuhan, langsung menuju loket dan jreng jreng
cukup mahal ya wkwkwk nyebrang ke Pulau Madura aja 30 ribu, sedangkan ke Pulau
Bali setiap mobil membayar 135 ribu rupiah weh weh. Tidak seperti ketika
liburan, Pelabuhan ini cukup sepi sunyi, dan karena Pelabuhan yang luas, kami
kebingungan harus ke arah mana wkwkwk, dan untungnya kita diarahkan petugas
untuk langsung menyebrang, antre dibelakang beberapa mobil, dan hanya 10 menit
langsung masuk kapal, hehehe cepat sekali kok. Setelah masuk kapal, nggak afdol
kalo nggak keluar mobil dan ke atas kapal, uhhh melihat pemandangan biru dan
kapal-kapal bertuliskan I LOVE INDONESIA sedang berlayar, angin sepoy sepoy
manjah melintasi jidat ini, hmmm...
Berhubung
badanku yang masih sedikit panas, jadi anginnya rasanya ngga enak hehe, tapi
kalau sehat pasti yahud anginnya bikin pengen bobok, dan ketiga temanku
langsung masuk dalam ruang penumpang, terpampang nyata kasur kursi
panjang empuk memenuhi isi ruangan dan kebetulan orang yang ada juga sedikit,
tanpa panjang lebar si Adam, Cindy, Evita bablas ngorok setiap kursi diisi
seorang diri dan zZZZ bobok ciang menjelang sore, karena di kapal sekitar pukul
14.45, perjalanan di kapal begitu sangat singkat aku yang bagian menjaga barang
bawaan 3 begundal yang tidur, aku melihat pemandangan luar sembari mendengarkan
lantunan lagu-lagu Banyuwangi yang aku juga nggatau artinya wkwkwk, riko riko
haha, perjalanan sekitar 45 menit begitu cepat dan kapalpun bersandar di
Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Yeay! sampai di Bali Island. Langsung 3 begundhal
aku bangunin, langsung bergegas ke mobil dan sampailah di Bali, namun ingat tujuan
kita ke Hotel Mutiara di Denpasar bukan di Gilimanuk wkwkwk, jadi perjalanan
masih panjaaaang 127km lagi haha.
Sesampainya
keluar Pelabuhan, ini yang perlu diketahui, pemeriksaan ketat orang yang masuk
di Bali ternyata masih berlaku, kita berempat pertama terdapat pemeriksaan SIM
dan STNK, beruntung SIM A ada, STNK pun ada, tapi ternyata eng ing eng, bukti pembayaran
pajak tahun 2017 nggak ada, dan malah tertulis 2014 wkwkwk, gawat, langsung
polisi mengintrogasi kita, kok bisa pajak belum dibayar, si Evita yang punya
mobilpun kebingungan soalnya dia tidak pernah memperhatikan itu dan memang
pemeriksaan mobil di Surabaya bisa dikatakan tidak pernah ada, yang sering
motor dan truk hehe, mungkin dikira mobil pinjaman atau apa gitu ya akhirnya si
evita dengan nada berani dan menantang (wajahe koyok dakocan) wkwkwk polisinya
setengah ketakutan dan untungnya kita tidak diapa-apain, selanjutnya 20 meter
kemudian, ada lagi pemeriksaan hmmm, yakni pemeriksaan E-KTP, kita ditanya
tujuan ke mana, mau ngapain, bener-bener kepo banget ya penjaganya wkwkwk, kali
ini yang jaga TNI dengan muka garang, memintai E-KTP, kita saling mengeluarkan
E-KTP dan ternyata si Cindy nggak punya E-KTP (sablah emang), adanya KTP biasa
wkwkwk, ditanyain kenapa belum ada E-KTP, wkwkwk duhh masalah lagi ngga ada
E-KTP, akhirnya disuruh minggir, Cindy di interogasi petugas wkwkwkwk, setelah
diinterogasi akhirnya dibebaskan kembali, bener-bener ketat penjagaan di Bali
ini haha, sampai-sampai E-KTP harus ada dan jelas mau kemananya.
Setelah memasuki
pemeriksaan yang berlapis wkwkwk, akhirnya tidak ada lagi pemeriksaan, dan kami
melanjutkan perjalanan ke Denpasar, waktu sudah sangat sore hampir petang dan
perjalanan masih jauh, dan hal yang aku takuti terjadi, si Adam demamnya
memuncak dan sangat panas, akupun sedih dan kebingungan, dan di POM bensin
daerah Negara kita istirahat, dan adam dikeroki sama Cewe-Cewe wkwkwk, antara
kudu ngguyu sama kasian plus takut juga, aku nggabisa bayangin badanku lagi demam
dan harus nyetir sampai ke Denpasar dan jaraknya 100km lagi hmmm.. Dengan
kekuatan obat panadol, yang biasa diminumnya membuat demamnya sedikit turun,
dan obat ini sudah resisten di tubuh Adam, kalu efeknya hilang demamnya naik
lagi hmmm tapi ngga papa pokoknya sampai hotel dulu hehe
Dengan meminta
petunjuk dan pencerahan aku menghubungi teman kuliahku, Gandhi dia anak asli
Bali, rumahnya daerah Badung, dia menyuruh kita cepat-cepat masuk di daerah
Badung kalau bisa Denpasar, karena takut terjadi apa-apa kalau ada yang sakit,
soalnya daerah Gilimanuk – Badung jarang ada rumah sakit/ klinik hehe, dan
penerangan di jalan itu sungguh minim. Dengan perjalanan pelan-pelan karena
yang nyetir lagi demam, dan aku hanya berdoa semoga dia kuat, aku nggamau
tiba-tiba dia kejang karena demam tinggi :3 Sesampainya di Badung, si Gandhi
dan teman sejurusanku Hilmi yang memang lagi liburan di Bali ingin ketemu,
akhirnya kita mau ketemu di daerah terminal mengwi, tapi di terminal itu sangat
sangat sepi dan gelap, kitapun pindah ke Amazy Fried Chiken daerah sana, dan
aku menunggu di sebelahnya Amazy (red: Alpamart) wkwkwk, udah terlanjur membeli
makanan diluar di perjalanan sebelumnya (yang dibeli juga ayam goreng tapi
sayap seharga 13 ribu) jadi kita makan di mobil hehehe, dengan suasana yang
kurang enak, capek, ngantuk dan si sopir demam hehe, 20 menit kemudian si
Gandhi dan Helmi datang disebelah jreng jreng pakai Mobil Fortuner, hmmm
seketika itupun si Cindy yang tadinya cekakakan jadi pendiam as putri solo
wkwkwk jaim lah karena ketemu cowok pakai Fortuner hehe, kita membeli minum di
Amazy dan mengobrol dikit-dikit, penjelasan Gandhi yang cas cis cus layaknya
duta wisata bali wkwk sesudah itu, Evita mulai berani cas cis cus juga, Adam
masih jaim tapi masih ikut ngobrol nah si Cindy dengan jaim, diam saja dan
tidak seperti biasanya hehe.. aku meminta bantuan Gandhi agar sehari saja
ditemenin wisata, dia bilang bisa tapi hari Jumat/ Sabtu saja, dan aku berharap
dia benar-benar bisa agar si Adam paling tidak bisa beristirahat sehari tidak
nyetir hehe..
Setelah itu kita
melanjutkan perjalanan ke Hotel Mutiara, yang jaraknya masih 70km an hmmm,
dengan melihat ekspresi teman-teman yang kayaknya tidak senang tadi ketemuan
dulu soalnya memakan waktu sejam lebih hehe, tapi ya gimana aku berharap ketemu
biar bisa ditemenin nantinya. Dengan melewati tikungan-tikungan dan jalan
sempit, bener bener jalan cuma tiga meter tapi dibuat 2 jalur, hmmm dan sekitar
pukul 23.25 WITA akhirnya kita sampai di Hotel Mutiara, Denpasar, Bali !
Langsung cek in dan mengungsi barang-barang ke Hotel dan bablas, langsung
bobokk (aku), yang lain mandi dulu, hari pertama yang melelahkan, perjalanan 18
jam dilalui, bagaimana capeknya si sopir Adam udah demam nyetir 18 jam, 400km
pula hmmm....
No comments:
Post a Comment