Cool Blue Outer Glow Pointer
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday 1 May 2012

Legenda : Danau Toba


Legenda Danau Toba

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatera. Daerah tersebut sangatlah kering. Pemuda itu hidup dari bertani dan menangkap ikan (= dalam terminology orang Batak disebut mandurung, yang artinya menangkap ikan dengan cara menjaring). Hingga pada suatu hari ia pergi mandurung. Sudah setengah hari ia melakukan pekerjaan itu namun tak satu pun ikan di dapatnya.

Maka dia pun bergegas pulang karena hari sudah mulai gelap. Namun ketika hendak pulang, ia melihat seekor ikan yang besar dan indah, warnanya kuning emas. Ia pun menangkap ikan itu dan dengan segera membawanya pulang. Sesampainya di rumah karena sangat lapar maka ia hendak memasak ikan itu tetapi karena indahnya ikan itu, dia pun mengurungkan niatnya untuk memasak ikan itu. Ia lebih memilih untuk memeliharanya. Lalu ia menaruhnya di sebuah wadah yang besar dan memberi makanannya.



Keesokan harinya seperti biasa, ia pergi bertani ke ladangnya, dan hingga tengah hari ia pun pulang ke rumah dengan tujuan hendak makan siang. Tetapi alangkah terkejut dirinya, ketika melihat rumahnya, didalam rumahnya telah tersedia masakan yang siap untuk dimakan. Ia terheran heran. Ia pun teringat pada ikannya karena takut dicuri orang, dengan bergegas ia lari ke belakang, melihat ikan yang di pancingnya semalam. Ternyata ikan tersebut masih berada di tempatnya. Lama ia berpikir siapa yang melakukan semua itu, tetapi karena perutnya sudah lapar akhirnya ia pun menyantap dengan lahapnya masakan tersebut.

Kejadian ini pun terus berulang-ulang. Setiap kali ia pulang makan, masakan tersebut telah terhidang di rumahnya. Hingga pemuda tersebut mempunyai siasat untuk mengintip siapa yang melakukan semua itu. Keesokan harinya ia pun mulai menjalankan siasatnya. Seperti biasanya, dia berangkat dari rumah, seakan mau pergi ke lading. Lalu, ia tiba-tiba melompat dan mulai bersembunyi diantara pepohonan dekat rumahnya. Lama ia menunggu, namun asap di dapur rumahnya belum juga terlihat. Lalu ia pun berniat untuk pulang karena telah bosan lama menunggu. Tetapi begitu ia akan keluar dari persembunyiannya, ia mulai melihat asap di dapur rumahnya. Dengan perlahan ia berjalan menuju kebelakang rumahnya untuk melihat siapa yang melakukan semua itu.

Alangkah terkejut dirinya ketika ia melihat siapa yang melakukan semua itu. Ia melihat seorang wanita yang sangat cantik dan berambut panjang. Dengan perlahan-lahan, ia memasuki rumahnya, dan menangkap wanita tersebut.

Lalu ia berkata, “Hai .. wanita! Siapakah engkau dan dari mana asalmu?”
Wanita itu tertunduk diam, dan mulai meneteskan air mata. Pemuda itu cepat ke belakang untuk melihat ikannya, tak lagi berada di dalam wadah.
Ia pun bertanya pada wanita itu,“Hai wanita, kemanakah ikan yang di dalam wadah ini?”
Wanita itu pun semakin menangis tersedu sedu, namun pemuda tersebut terus memaksa dan akhirnya wanita itu pun berkata, “Aku adalah ikan yang kau tangkap kemarin.”
Pemuda itu pun terkejut bukan kepalang, dan ia merasa telah menyakiti hati wanita itu.
Setelah berpikir, pemuda tsb berkata,“Hai wanita maukah engkau menjadi istriku..??”
Wanita tersebut terkejut. Dia hanya diam dan tertunduk.
“Mengapakah engkau diam ..!!”, tanya pemuda itu lagi .
Lalu wanita tsb pun berkata, “Aku mau menjadi istrimu, tetapi dengan satu syarat.”
“Apakah syarat itu?” balas pemuda itu dengan cepat.
Wanita itu berkata, “Kelak jika anak kita lahir dan tumbuh, janganlah pernah engkau katakan bahwa dirinya adalah anakni dekke ! (= anaknya ikan)”.

Pemuda itu pun menyetujui persyaratan tersebut dan bersumpah tidak akan mengatakannya. Lalu mereka pun menikah.

Hari berganti, mereka pun mempunyai anak. Usianya sekita 6 tahunan. Anak itu sangatlah jugul (bandel) dan tak pernah mendengar jika diberi nasehat. Lalu suatu hari, sang ibu menyuruh anaknya untuk mengantar nasi ke ladang, tempat ayahnya bekerja. Anak itu pun pergi mengantar makanan kepada ayahnya, namun di tengah perjalanan, anak itu merasa lapar. Ia pun membuka makanan yang dibungkus untuk ayahnya dan segera memakan makanan itu. Setelah selesai makan, kemudian ia pun membungkusnya kembali dan melanjutkan perjalanannya ke tempat sang ayah. Sesampainya di tempat sang ayah ia memberikan bungkusan tersebut kepada sang ayah. Dengan sangat senang ayahnya menerima sembari duduk dan segera membuka bungkusan nasi yang dititipkan istrinya. Alangkah terkejutnya ayahnya melihat isi bungkusan tersebut, hanya ada tulang ikan saja yang tersisa.

Sang ayah pun bertanya kepada anaknya,“Hai anakku, mengapa isi bungkusan ini hanya tulang ikan belaka”? Anaknya pun menjawab, “Diperjalanan tadi perutku terasa lapar, jadi aku memakannya”. Sang ayah yang sudah sangat lapar karena telah bekerja dari pagi pun emosi. Tiba-tiba, dengan kuat ia menampar pipi anaknya sambil berkata, “Botul maho anakni dekke!” (=betullah engkau anaknya ikan).

Sang anak pun menangis dan berlari pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, anaknya pun menanyakan apa yang di katakan ayahnya.
“Mak .. toho do na didokkon amangi, botul do au anakni dekke? (Mak…apa benar yang dikatakan ayah itu, bahwa aku ini anaknya ikan)
Mendengar perkataan anaknya itu, ibunya pun sangat terkejut. Hatinya menjadi sangat sedih dan sambil meneteskan air mata, ia berkata di dalam hati, “Suamiku telah melanggar sumpahnya! Dan sekarang, aku harus kembali ke alamku.”

Sekonyong-konyong, langit pun mulai gelap. Tiba-tiba petir pun menyambar-nyambar. Hujan badai mulai turun dengan derasnya. Sang anak dan ibu raib! Dari bekas telapak kaki mereka muncul mata air yang mengeluarkan air yang sangat deras dan tidak berhenti hingga daerah tersebut terbentuk sebuah danau. Danau itu diberi nama Danau TUBA yang berarti danau tak tahu belas kasih.

Tetapi karena orang Batak susah mengatakan kata TUBA, maka danau tersebut terbiasa disebut dengan DANAU TOBA.

NB : Menurut legenda yang hidup dalam warga setempat, sang ibu kembali berubah menjadi ikan yang sangat besar (penunggu danau), dan akan meminta tumbal setiap setahun sekali. Sampai sekarang belum ada yang bisa mengukur kedalaman Danau tersebut. Diberitakan, telah banyak turis yang mencoba menyelam ke danau, namun tak pernah kembali. Kedalaman Danau yang ada di buku hanyalah perkiraan saja, bukan sebenarnya!




6 comments:

  1. The main border towns hold several casinos with Bavet 카지노사이트 boasting eleven and Poipet (Paôy Pêt) 8

    ReplyDelete
  2. World On Line Casino Listing

    Bally's Casino Colombo presents over one hundred gaming tables and slot machines with 우리카지노 stay betting out there

    ReplyDelete
  3. See the following question for particulars on precisely the place and how one can 카지노사이트 gamble online within the United States

    ReplyDelete
  4. Let's take a more in-depth have a look at a few of the most popular 우리카지노 ones

    ReplyDelete
  5. It is also required that 우리카지노 operators be situated within borders to supply services

    ReplyDelete
  6. If the fun of a much bigger, rarer virtual win pursuits you, it’s higher 우리카지노 to place inside bets on particular person numbers

    ReplyDelete