Pancasila sebagai dasar
negara melalui proses yang panjang dalam perumusannya. Proses perumusan
Pancasila yang dilakukan para tokoh telah memberikan pelajaran berharga bagi
kita. Semua itu dilakukan dengan penuh nilai perjuangan dan diliputi dalam
semangat kebersamaan. Dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
terdapat nilai-nilai juang dan sebagai warga negara yang baik kita harus
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu antara lain : Para pejuang
tersebut memiliki jiwa dan semangat kejuangan yang tinggi untuk merdeka. Pada
pita yang dicengkeram burung garuda tertulis “Bhinneka Tunggal Ika”. Artinya,
meskipun berbeda-beda, kita adalah satu. Perbedaan-perbedaan yang ada bukan
menjadi penghalang untuk bekerja sama, tolong-menolong, dan hidup rukun.
Perbedaan-perbedaan itulah yang menjadikan kita perlu saling mengenal,
menghormati, menolong, dan bekerja sama. Jiwa dan semangat kejuangan yang
dimiliki oleh pejuang itu, di antaranya sebagai berikut.
- Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua
lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan;
- Pro patria dan primus patrialis, yaitu selalu
berjiwa untuk tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air;
- Jiwa toleransi atau tenggang rasa antarumat
beragama, suku, golongan, dan bangsa.
- Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab;
- Jiwa ksatria, kebesaran jiwa yang tidak
mengandung balas dendam.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia,
hal ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945 sekaligus sebagai sumber dari
segala sumber hukum. Pancasila tidak hanya sebagai jiwa bangsa Indonesia, juga
sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Salah satu upaya nyata seorang pelajar
dalam menghormati semangat dan nilai-nilai kebersamaan dalam perumusan
Pancasila adalah sebagai berikut :
- belajar dengan rajin;
- tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;
- saling menghormati perbedaan;
- tidak semena-mena terhadap orang lain.
Nilai Kebersamaan dalam Proses Perumusan
Pancasila
Ada beberapa nilai kebersamaan dalam
proses perumusan dasar negara yang perlu kita teladani dan kita amalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai kebersamaan tersebut antara lain adalah sebagai
berikut :
1.
Menghargai pendapat orang lain
Dalam menyelesaikan masalah bersama,
bangsa kita selalu menyelesaikan dengan musyawarah untuk mencapai kata mufakat.
Musyawarah merupakan pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan untuk
menyelesaikan masalah. Setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah oleh
bangsa Indonesia memiliki ciri-ciri sebagi berikut:
·
Mengutamakan kepentingan bersama;
·
Tujuan diharapkan untuk kebaikan bersama;
·
Tidak ada pemaksaan pendapat.
2.
Menerima keputusan bersama
Keputusan bersama adalah ketentuan,
ketetapan dan penyelesaian yang dilakukan sekelompok orang terhadap suatu
permasalahan sehingga tercapai kesepakatan. Keputusan bersama dapat dicapai
melalui musyawarah. Musyawarah adalah adalah suatu cara untuk merumuskan suatu
masalah berdasarkan kesepakatan bersama. Upaya mencapai kesepakatan bersama
(mufakat) bukanlah perkara mudah, selama kita memaksakan pendapat sendiri,
mendahulukan kepentingan pribadi/golongan, mufakan akan gagal.
Kita dapat belajar dari sejarah sidang
BPUPKI Pertama. Pada saat sebelum rapat pleno ada pihak yang keberatan tentang
rancangan Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat tentang dasar negara. Dengan
semangat kebersamaan, demi menciptakan suasana yang damai, maka para tokoh
seperti Bung Hatta, Wahid Hasyim. Mr. Teuku Moh. Hasan, dan lain-lain
menyetujui untuk menghilangkan kalimat sila pertama dasar negara yang menjadi
keberatan sebagian peserta sidang. Hal ini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri
negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada
kepentingan pribadi/golongan.
3.
Melaksanakan hasil keputusan bersama
Setelah semua pihak menerima hasil
keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan
tersebut. Semua pihak harus ikhlas dan penuh tanggung jawab melaksanakan, hasil
keputusan bersama.
Melaksanakan keputusan bersama telah
ditunjukkan oleh seluruh tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Pancasila.
Mereka senagai wakil rakyat Indonesia melaksanakan hasil keputusan bersama
denga ikhlas yaitu dengan melaksanakan Pancasila sebagai dasar negara dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Meneladani Nilai Juang Perumusan Dasar
Negara
Nilai-nilai juang dalam proses perumusan
Pancasila yang dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya
sebagai berikut:
1.
Semangat persatuan dan kesatuan
Sikap ini dimiliki oleh para tokoh pejuang
kita pada saat merumuskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Dalam
sidang BPUPKI para peserta sidang diberi kesempatan untuk menyampaikan
pidatonya tentang rumusan dasar negara, kemudian dibahas dan didiskusiakan
bersama untuk mendapatkan rumusan yang terbaik. Musyawarah itu dijiwai semangat
sumpah pemuda, dengan rasa persatuan dan kesatuannya meskipun berasal dari
berbagai daerah dan mempunyai latar belakang yang berbeda. Contoh perilaku yang
menggambarkan semangat persatuan dan kesatuan adalah sebagai berikut:
·
Gotong-royong dalam membersihkan kelas dan
lingkungan sekolah;
·
Tidak membeda-bedakan teman dalam
pergaulan;
·
Kerja bakti membersihkan lingkungan
masyarakat.
2.
Memperjuangkan hak asasi manusia
Pada saat perumusan dasar negara
Pancasila, hak asai manusia selalu menjadi perhatian utama. Pancasila
dirumuskan sebagai sumber hak asasi manusia, yang artinya bahwa hak asasi
manusia mendapat jaminan kuat dari Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
Dalam proses perumusan Pancasila para tokoh mencerminkan sikap saling
menghargai hak asasi manusia.
Sikap para tokoh dalam memperjuangkan dan
menghargai hak asasi manusia itu perlu kita teladani dalam kehidupan
sehari-hari. Diantaranya ialah dengan :
·
Tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain;
·
Memberi kesempatan orang lain untuk
menyampaikan pendapatnya'
·
Menghargai hak-hak orang lain.
3.
Cinta tanah air
Sikap para tokoh dalam perumusan Pancasila
sebagai dasar negara menunjukkan kecintaanya terhadap tanah air Indonesia.
Adapun sikap cinta tanah air yang harus diteladani dalam kehidupan sehari-hari
antara lain sebagai berikut:
·
Mempelajari kebudayaan daerah;
·
Mencintai dan memakai produk dalam negeri;
·
Berprestasi dalam kegiatan yang
mengharumkan nama bangsa.
4.
Mendahulukan kepentingan umum
Para pejuang yang terlibat dalam perumusan
dasar negara bekerja tanpa mengenal lelah. Mereka mempersiapkan kemerdekaan
beserta alat-alat perlengkapan negara dengan sungguh-sungguh. Sebagai hasil
jerih payah mereka, lahirlah UUD 1945 yang di dalam pembukaannya termuat tujuan
negara Indonesia. Semua itu dilakukan demi kepentingan bangsa dan negara.
Adapun sikap mendahulukan kepentingan umum itu perlu kita teladani diantaranya
dengan:
·
Ikut berpartisipasi dalam kerja bakti di
lingkungan masyarakat;
·
Menyiapkan sarana belajar sebelum
pelajaran di mulai untuk kepentingan kelas.
5.
Jiwa kepahlawanan
Jiwa kepahlawanan jelas tercermin dari
sikap pejuang dalam proses perumusan Pancasila. Mereka memiliki sikap rela
berkorban tanpa pamrih dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Jiwa kepahlawanan
para tokoh bangsa tersebut dapat kita teladani, diantaranya melalui :
·
Membantu orang lain yang sedang mengalami
kesulitan;
·
Berani menegur teman yang berbuat tidak
baik;
·
Melerai teman yang berselisih/bertengkar.
Sumber
: mastugino.blogspot.co.id
Tanggal : 7 Agustus 2016,
pukul 19:37 WIB
No comments:
Post a Comment